Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) sedang mengkaji aturan hukum terhadap investasi robot trading. Upaya ini diambil seiring makin meresahkannya aktivitas investasi bodong yang sering menggunakan robot trading sebagai kedok untuk menjaring korbannya. Padahal, hingga saat ini belum ada satupun aplikasi robot trading yang mendapat izin atau rekomendasi izin usaha dari Bappebti.
"Robot trading itu sebenarnya tidak ada trading-nya, hanya skemanya ponzi," kata Kepala Bappebti Indrasari Wisnu Wardhana dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (24/3/2022).
Robot trading yang dijadikan kedok investasi bodong pun, lanjut dia, seringkali hanya menampilkan grafik palsu perdagangan saham sehingga investor yang sudah pasti rugi.
"Kalau kita trading kan ada harga naik turun itu kan mengikuti harga pasar sebenarnya. Kalau (robot trading abal-abal) itu nggak, mereka bikin sendiri saja robot trading itu. Nah, antara saya dengan Pak Martin mungkin beda grafiknya itu karena mereka set," jelas Wisnu.
Untuk memerangi fenomena tersebut dan mencegah lebih banyak korban berjatuhan, Wisnu mengatakan, pihaknya tengah melakukan kajian untuk menyusun regulasi yang mengatur aktivitas robot trading tersebut. Karena ia mengakui, hingga saat ini memang belum ada regulasi yang mengatur praktik robot trading tersebut.
"Jadi betul ada kekosongan hukum, betul, karena sampai sekarang kita belum ada yang mengatur mengenai robot trading, dan kita sedang melakukan kajian. Saya setuju tadi memang selalu regulasi itu lebih lambat dibandingkan perkembangan teknologi. Karena perkembangan teknologi ini kan perkembangannya hampir eksponensial, kita agak sulit mengejar tapi paling tidak kita coba tidak ketinggalan untuk robot trading," jelasnya.
Rugikan Investor hingga Rp 5 T
Kasus penipuan berkedok investasi kembali terjadi, kali ini datang dari platform robot trading bernama Fahrenheit. Kini bosnya pun sudah ditangkap oleh Breskrim Polri untuk ditindak lanjuti. Hendry Susanto nama pemilik platform Fahrenheit ini, Ia ditangkap karena dugaan penipuan investasi melalui robot trading yang merugikan para investornya mencapai Rp 5 triliun.
Seorang artis Chris Ryan mengatakan bahwa dirinya dan ratusan korban lainnya telah mengalami kerugian mencapai triliunan rupiah.
Sejak awal bermain trading Ryan mengaku aman-aman saja, karena setiap hari masih profit. Suatu ketika pada tanggal 28 Januari, platform itu diberhentikan dengan alasan ingin mengurus perizinan hingga akhirnya dibekukan karena izinnya yang tidak lengkap.
Pada akhirnya, di tanggal 7 Maret malam hari saat mereka ingin melakukan aktivitas trading lagi, langsung minus terus-menerus sampai uang terkuras. Dikatakan investasi yang dilakukan para nasabah dari USD 500 sampai USD 1,5 juta.
"Selama satu jam me-margin call-kan, me-loss-kan, semua investasi hilang dan itu diduga sampai Rp 5 triliun," tutur Chris Ryan kepada wartawan di Gedung Bareskrim Polri, Selasa (15/3/2022).
Selain itu, kerugian yang sama dirasakan oleh korban lainnya hingga mencapai Rp 30 miliar.
"Kami (tujuh orang) melaporkan penipuan investasi robot trading Fahrenheit yang dimanipulasi dan tidak sewajarnya. Anggota ada 700 sampai 1.000 orang, khusus di sekitar 700 dan ada paguyuban lain yang belum sampai di sini dan akan segera menyusul," jelas salah satu korban lainnya, Murni Wyati.
Banyaknya laporan terhadap Fahrenheit ini membuat polisi akhirnya menaikkan kasus dugaan investasi ke tahap penyedikan, sampai ditangkap siapa dalang dibalik ini semua.
Dicetak ulang dari Detik, hak cipta isi berita dimiliki oleh pemilik asli.
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.asia
加载失败()