
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca kekhawatiran pelaku pasar karena data inflasi dan ketenagakerjaan AS masih panas.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menurun di angka Rp15.550/US$ atau terdepresiasi 0,03%. Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penguatan yang terjadi kemarin (11/1/2024) sebesar 0,13%.
Sementara DXY pada pukul 8.47 WIB turun 0,04% menjadi 102,24. Angka ini lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan Kamis (11/1/2024) yang berada di angka 102,29.
Kemarin, Biro Statisik AS merilis data inflasi untuk periode Desember 2023 naik menjadi 3,4% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya sebesar 3,1% pada November 2023. Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), CPI Negeri Paman Sam pada Desember 2023 juga naik menjadi 0,3%, dari sebelumnya sebesar 0,1% pada November 2023.
Angka ini tentunya lebih tinggi dari konsensus pasar dalam Trading Economics yang memperkirakan inflasi AS pada Desember 2023 naik 3,2% (yoy) dan 0,2% (mtm).
Namun untuk inflasi inti AS periode Desember 2023, yang tidak termasuk harga pangan dan energi yang fluktuatif juga cenderung turun sedikit menjadi 3,9% (yoy), dari sebelumnya pada November 2023 sebesar 4%. Angka CPI inti juga lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 3,8%.
Kenaikan inflasi AS terjadi karena adanya seasonality natal dan tahun baru. Selain itu, memanasnya konflik di Timur Tengah yang turut menaikkan harga minyak mentah dunia juga berkontribusi menaikkan inflasi Negeri Paman Sam pada akhir 2023.
Lebih lanjut, data dari Departemen Ketenagakerjaan AS, angka klaim pengangguran awal turun 1.000 menjadi 202.000 pada pekan yang berakhir 6 Januari lalu.
Ini merupakan level terendah sejak pertengahan Oktober. Angka tersebut juga lebih rendah dari ekspektasi pasar yang memperkirakan orang Amerika mengajukan klaim pengangguran sebanyak 203.000.
Hal ini menandakan bahwa sektor tenaga kerja di Negeri Paman Sam masih cukup panas, sehingga dapat merubah pandangan The Fed terkait pemangkasan suku bunga acuannya di tahun ini.
Kedua data tersebut setidaknya memberikan tekanan terhadap mata uang Garuda karena dana asing berpotensi bertahan di AS mengingat suku bunga yang cukup tinggi di tahan dalam jangka yang cukup lama.
Dicetak ulang dari cnbcindonesia, hak cipta isi berita dimiliki oleh pemilik asli
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()