Kinerja IRDSH dan aset di bawah pengelolaan reksadana mengalami tren penurunan selama IHSG mencatat pertumbuhan

Kinerja reksadana saham (IRDSH) dan aset di bawah pengelolaan reksadana mengalami tren penurunan selama indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatat pertumbuhan. IRDSH mengalami penurunan 4,43% hingga Agustus 2024, sedangkan AUM reksadana juga turun 4,33% pada bulan sebelumnya. Hal ini terjadi meskipun IHSG naik 5,47% hingga Agustus 2024, menunjukkan kinerja yang tidak sejalan. CEO STAR Asset Management, Hanif Mantiq, menunjukkan bahwa kemungkinan penurunan kinerja IRDSH disebabkan oleh strategi investasi yang tidak sesuai dengan pergerakan pasar, komposisi portofolio yang berbeda dari IHSG, perubahan taktik investasi, dan pengaruh global dan sentimen pasar. Faktor lain yang memengaruhi penurunan AUM reksadana termasuk ketidakpastian geopolitik, kenaikan suku bunga, minat investor pada instrumen investasi khususnya kripto, serta penerapan peraturan baru untuk institusi tertentu. Untuk menghadapi situasi ini, manajer investasi menerapkan strategi seperti rebalancing portofolio, meningkatkan eksposur internasional, meningkatkan alokasi ke instrumen dengan likuiditas lebih tinggi, dan menggunakan instrumen derivatif. Mereka juga memanfaatkan platform digital untuk meningkatkan aksesibilitas produk reksadana ke investor ritel. Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan bahwa manajer investasi akan menjalankan strategi sesuai dengan kebijakan investasinya, dengan berbagai metode yang dilakukan. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca, dan penulis serta Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap risiko yang timbul dari keputusan investasi.