• Harga perak mendapat dukungan dari arus aset safe haven di tengah meningkatnya konflik Timur Tengah.
• Israel telah mengumumkan operasi darat “terbatas” yang menargetkan posisi Hizbullah di wilayah perbatasan selatan Lebanon.
• Ketua Fed Powell mengindikasikan bahwa setiap pemotongan suku bunga yang akan datang diperkirakan hanya sedikit, sehingga mengurangi daya tarik Perak yang tidak memberikan imbal hasil.

Harga perak (XAG/USD) mengakhiri penurunan dua hari berturut-turutnya, diperdagangkan sekitar $31,40 per troy ounce selama sesi Eropa hari Selasa. Harga perak mendapat dukungan dari arus masuk aset safe haven di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Israel telah mengumumkan operasi darat "terbatas" yang menargetkan posisi Hizbullah di wilayah perbatasan Lebanon selatan, dengan pasukan yang menyeberang ke wilayah tersebut, menurut kantor berita lokal Al Jazeera. Selain itu, pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Beirut selatan setelah warga sipil diperintahkan untuk mengungsi. Pada hari Senin, serangan Israel di Lebanon mengakibatkan kematian sedikitnya 95 orang.

Namun, harga Perak mengalami tekanan ke bawah menyusul pernyataan terbaru dari Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell. Powell mengatakan bank sentral tidak terburu-buru dan akan menurunkan suku bunga acuannya 'seiring waktu.' Ia menambahkan bahwa pemotongan suku bunga 50 basis poin baru-baru ini tidak boleh dilihat sebagai indikasi tindakan agresif serupa di masa mendatang, dengan mencatat bahwa perubahan suku bunga mendatang kemungkinan akan lebih sederhana. Suku bunga tinggi yang berkepanjangan membuat Perak yang tidak memberikan imbal hasil kurang menarik bagi investor yang mencari alternatif yang lebih menarik.