• USD/JPY terkoreksi dari puncak hampir dua bulan di tengah kekhawatiran intervensi yang baru.
• Pembalikan sentimen risiko semakin menguntungkan JPY dan membebani pasangan mata uang ini.
• Penurunan taruhan terhadap pemangkasan suku bunga Fed sebesar 50 bps bulan depan akan membatasi kerugian mata uang utama.

Pasangan USD/JPY melemah setelah menyentuh level tertinggi sejak 16 Agustus, di sekitar area 149,10-149,15 dan melanjutkan penurunan intraday yang stabil hingga paruh pertama sesi Eropa pada hari Senin. Harga spot, untuk saat ini, tampaknya telah menghentikan kenaikan tiga hari berturut-turut dan turun ke level 148,00, atau level terendah harian baru dalam satu jam terakhir, meskipun pulih beberapa pip setelahnya.

Yen Jepang (JPY) menguat secara menyeluruh setelah komentar dari Wakil Menteri Keuangan Urusan Internasional Kementerian Keuangan Jepang Atsushi Mimura memicu spekulasi tentang kemungkinan intervensi. Selain itu, perubahan sentimen risiko global, bersamaan dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, mendorong sejumlah aliran aset safe haven menuju JPY dan memberikan tekanan ke bawah pada pasangan USD/JPY. Namun, latar belakang fundamental tersebut mengharuskan pedagang yang bersikap bearish untuk berhati-hati dan bersiap menghadapi setiap pergerakan depresiasi lebih lanjut.

Perdana Menteri baru Jepang Shigeru Ishiba minggu lalu mengatakan bahwa negara itu belum siap untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut. Selain itu, anggota dewan Bank of Japan (BoJ) menyampaikan pandangan serupa Kamis lalu dan meningkatkan ketidakpastian tentang kenaikan suku bunga di masa mendatang. Hal ini, pada gilirannya, dapat membatasi JPY. Dolar AS (USD), di sisi lain, tetap didukung mendekati level tertinggi tujuh minggu yang dicapai dalam reaksi terhadap laporan pekerjaan AS yang optimis pada hari Jumat, yang memaksa investor untuk lebih mengurangi taruhan untuk pemotongan suku bunga besar-besaran lainnya oleh Federal Reserve (Fed). Hal ini dapat lebih jauh memberikan dukungan pada pasangan USD/JPY.