• Harga perak turun tajam di bawah $32,00 karena imbal hasil obligasi AS terus meningkat.
• Data NFP AS yang mengejutkan memaksa para pedagang untuk mengurangi taruhan penurunan suku bunga besar Fed.
• Ketegangan Timur Tengah diperkirakan akan memberikan dukungan terhadap harga Perak.

Harga perak (XAG/USD) terus melemah di bawah $32,00 pada sesi Eropa hari Senin. Logam putih ini melemah karena imbal hasil obligasi AS terus meningkat, mengingat kemungkinan Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada bulan November sudah tidak mungkin lagi.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun melonjak sedikit di atas 4%. Imbal hasil yang lebih tinggi pada aset berbunga mengurangi biaya peluang untuk memiliki investasi pada aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti Perak. Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, bertahan pada kenaikan mendekati 102,50.

Namun, Perak tidak mungkin berubah menjadi sangat bearish di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel. Secara historis, ketegangan geopolitik meningkatkan permintaan logam mulia sebagai tempat berlindung yang aman .

Spekulasi pasar mengenai pemangkasan suku bunga besar-besaran oleh The Fed mereda setelah laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) untuk bulan September menunjukkan permintaan tenaga kerja yang kuat dan pertumbuhan upah yang pesat. Para pedagang memperkirakan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 bps pada bulan November, menurut alat CME FedWatch.

Data pasar tenaga kerja yang optimis telah mengurangi kekhawatiran akan perlambatan ekonomi, yang memaksa para pedagang untuk bertaruh pada pemotongan suku bunga 50 bps kedua berturut-turut pada bulan September.

Ke depannya, pergerakan harga Perak selanjutnya akan dipengaruhi oleh data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk bulan September, yang akan dipublikasikan pada hari Kamis. Para ekonom memperkirakan IHK inti – yang tidak termasuk harga pangan dan energi yang fluktuatif – akan tumbuh stabil sebesar 3,2%.