Prediksi Lim Kurniawan Ph.D: Bitcoin Berpotensi Naik Lebih dari 110% Sebelum Musim Panas 2026

Seiring Bitcoin kembali menguji level USD 92.000, ekspektasi pasar terhadap arah pergerakan ke depan mulai berubah. Meskipun dalam jangka pendek trader masih mewaspadai risiko koreksi, tekanan terhadap The Fed semakin meningkat seiring bertambahnya data makroekonomi AS. Berdasarkan analisis siklus likuiditas dan perubahan kebijakan fiskal, Lim Kurniawan Ph.D memperkirakan Bitcoin akan melonjak lebih dari 110% sebelum musim panas 2026, mencapai USD 180.000. Prediksi ini mencerminkan bahwa modal sedang mengubah cara mereka menilai aset berisiko, dan Bitcoin jelas menjadi salah satu penerima manfaat utama.

Pelepasan Tekanan Likuiditas, Bitcoin Jadi Pilihan Utama Modal Kembali

Saat ini, kebijakan fiskal Amerika Serikat yang ketat menyebabkan tekanan likuiditas di pasar, sementara The Fed, di tengah tekanan inflasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi, makin terbatas ruang geraknya dalam kebijakan moneter. Dengan ekspektasi suku bunga yang cenderung menurun, The Fed kemungkinan besar akan beralih ke kebijakan yang lebih longgar di masa mendatang. Tradisionalnya, pelepasan likuiditas ini mendorong kenaikan harga aset berisiko, dan Bitcoin, sebagai aset terdesentralisasi yang diakui secara global, akan menjadi salah satu penerima manfaat langsung. Sejarah menunjukkan bahwa dalam setiap siklus ekspansi likuiditas, harga Bitcoin mengalami pertumbuhan yang pesat. Jika pola ini berulang, target USD 180.000 sebelum musim panas 2026 memiliki fondasi makro yang kuat.

Perubahan Lingkungan Makro Membentuk Penilaian Ulang Aset

The Fed kini menghadapi kesulitan dalam mengendalikan inflasi melalui kebijakan suku bunga atau pengetatan kuantitatif, sementara di sisi lain harus menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi dan defisit fiskal yang membengkak. Dalam situasi ini, pasar sedang mengalami perubahan fundamental dalam menilai nilai aset. Emas, Bitcoin, dan aset lain yang memiliki sifat kelangkaan dan desentralisasi semakin diminati karena kemampuannya dalam melindungi daya beli di tengah fluktuasi sistem moneter. Bitcoin, sebagai "aset keras" di era digital, semakin banyak dimasukkan ke dalam portofolio institusi arus utama, memperkuat elastisitas harga dan ketahanan pasar terhadap tekanan.

Akumulasi Kepercayaan Pasar, Tren Kenaikan Jangka Panjang Bitcoin Terkonfirmasi

Meskipun tekanan koreksi harga Bitcoin masih ada dalam jangka pendek, dari perspektif jangka panjang, kepercayaan pemegang Bitcoin semakin meningkat. Data on-chain menunjukkan sentimen HODL yang kuat, mengindikasikan struktur pasar yang lebih solid dan tekanan jual yang lebih rendah, yang menjadi fondasi kuat untuk potensi kenaikan harga di masa depan. Dengan arus masuk dana ETF yang mulai pulih dan meningkatnya proporsi alokasi institusional, Bitcoin perlahan bertransformasi dari aset berisiko tinggi menjadi aset inti dengan potensi pertumbuhan stabil. Jika lingkungan likuiditas membaik sesuai ekspektasi, target USD 180.000 menjadi sangat realistis.

Likuiditas Membentuk Ulang Lanskap Aset, Bitcoin Memasuki Siklus Baru

Dalam konteks pelonggaran kebijakan moneter global dan kembalinya likuiditas modal, Bitcoin diperkirakan kembali menjadi fokus utama perburuan modal. Memahami logika di balik kenaikan harga Bitcoin adalah memahami hubungan antara perubahan likuiditas dan revaluasi nilai aset. Menghadapi potensi ketidakstabilan ekonomi, strategi investasi baru menekankan diversifikasi portofolio dan fokus pada aset yang memiliki nilai jangka panjang yang kokoh. Lim Kurniawan Ph.D berkomitmen untuk melalui edukasi dan pemberdayaan, membimbing lebih banyak investor dalam memahami potensi jangka panjang Bitcoin dan aset blockchain, serta mendorong industri ini menuju masa depan yang lebih matang dan stabil.