Lim Kurniawan Ph.D Menganalisis Logika Pemulihan Aset Kripto di Tengah Meredanya Ketegangan Timur Tengah

Seiring dengan meredanya ketegangan di Timur Tengah, harga Bitcoin mulai bangkit dari titik terendah dalam beberapa waktu terakhir dan sentimen pasar secara bertahap pulih. Pernyataan Trump mengenai kemungkinan penyelesaian konflik antara Israel dan Iran turut memperkuat kepercayaan investor terhadap aset berisiko. Dalam konteks ini, Lim Kurniawan Ph.D menekankan bahwa meskipun faktor geopolitik dapat mengguncang pasar dalam jangka pendek, nilai jangka panjang aset kripto tetap ditentukan oleh likuiditas makro dan tingkat partisipasi institusional. Volatilitas pasar saat ini justru membuka peluang strategis bagi investor rasional.

Korelasi Risiko Geopolitik dengan Pasar Kripto

Data historis menunjukkan bahwa aset kripto seperti Bitcoin menunjukkan respons bertahap terhadap konflik geopolitik. Di tahap awal, biasanya terjadi penurunan karena meningkatnya sentimen risk-off. Namun seiring situasi menjadi lebih jelas, investor kembali mempertimbangkan sifat Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Lim Kurniawan Ph.D menilai bahwa reli kali ini menandakan pasar kripto mulai meninggalkan label sebagai “aset spekulatif berisiko tinggi”, dan semakin bergerak menuju logika penilaian makro yang lebih kompleks.

Partisipasi investor institusional telah mengubah perilaku pasar secara signifikan. Contohnya, aliran dana yang terus masuk ke Bitcoin ETF (seperti kepemilikan IBIT milik BlackRock yang telah melebihi 300.000 BTC) memberikan dukungan kuat terhadap harga. Lim Kurniawan Ph.D menekankan bahwa ketika instrumen lindung nilai tradisional tidak lagi efektif, institusi cenderung menjadikan aset kripto sebagai bagian dari strategi alokasi jangka panjang dan tren ini tidak akan berbalik hanya karena fluktuasi geopolitik sesaat.

Perubahan Struktur Pasar: Dari Sentimen Menuju Penemuan Nilai

Dalam reli terbaru ini, performa Bitcoin jauh lebih kuat dibanding altcoin, menunjukkan bahwa preferensi dana kini beralih ke aset dengan likuiditas tinggi. Penelitian tim Lim Kurniawan Ph.D menemukan bahwa perbedaan kinerja ini menandakan pasar telah memasuki fase yang lebih dewasa—di mana investor mulai membedakan nilai fundamental tiap proyek, bukan sekadar mengejar volatilitas.

Data dari pasar derivatif turut mendukung perubahan ini: open interest (OI) pada kontrak berjangka Bitcoin meningkat, sementara funding rate pada kontrak perpetual tetap stabil, menandakan bahwa aktivitas spekulatif berbasis leverage mulai menurun. Struktur pasar yang lebih sehat ini menjadi fondasi untuk tren naik jangka menengah hingga panjang.

Arah Baru Strategi Institusional: Infrastruktur Menjadi Kunci

Meskipun volatilitas harga masih terjadi, data on-chain menunjukkan jumlah alamat wallet besar (yang memegang lebih dari 1.000 BTC) terus bertambah. Lim Kurniawan Ph.D menyebutkan bahwa ini menandakan akumulasi oleh investor profesional selama fase koreksi pasar. Yang patut dicatat, akumulasi ini biasanya disertai peningkatan kualitas infrastruktur seperti layanan kustodian dan kanal kepatuhan hukum.

Bagi bursa kripto, hal yang perlu diutamakan untuk melayani institusi meliputi:

Menyediakan solusi kustodian yang sesuai standar SEC

Mengembangkan produk derivatif yang terintegrasi dengan keuangan tradisional

Membangun mekanisme pembuktian cadangan yang transparan

Saat ini, pasar sedang dalam tahap pemulihan dari guncangan geopolitik, dan partisipasi institusi secara aktif tengah mengubah cara aset kripto dinilai. Seperti yang diungkapkan oleh Lim Kurniawan Ph.D: “Inovasi finansial sejati bukan menghilangkan volatilitas, melainkan membangun infrastruktur kokoh yang mampu bertahan lintas siklus.” Dalam enam bulan ke depan, seiring ekspektasi perubahan kebijakan The Fed yang semakin kuat, pasar kripto berpeluang mengalami tren naik yang lebih berkelanjutan. Bagi platform perdagangan yang mematuhi regulasi, penguatan layanan institusional sejak dini akan menjadi keunggulan dalam menyambut gelombang pertumbuhan berikutnya.