
Image: Generate by ChatGPT
Pengennya sih profit konsisten. Tapi,masih sering trading pakai feeling.
Saya kira semua orang setuju, kalau trading tujuannya supaya profit konsisten. Maksudnya, bukan berarti terus-menerus profit tanpa pernah loss. Tapi, rata-rata dalam kurun waktu tertentu kita trading menghasilkan profit.
Tapi, walaupun semua trader punya tujuan yang sama, tidak semuanya sepakat menggunakan cara yang sama. Masih banyak trader yang lebih memilih mengikuti intuisinya daripada menjalankan strateginya dengan disiplin.
Trading pakai intuisi? Apa itu?
Trading pakai intuisi maksudnya adalah trading pakai feeling (perasaan). Setiap orang yang sudah lama menjadi trader pasti pernah mengalaminya. Rasanya seolah-olah familiar dengan kondisi pasar yang sedang diamati dan tahu bahwa “biasanya” harga akan naik/turun. Hanya saja biasanya lupa kapan atau di mana pernah mengalami situasi pasar yang seperti itu. Mirip-mirip seperti deja vu.
Mengutip dari psychologytoday.com, intuisi pada dasarnya adalah akumulasi dari informasi yang kita kumpulkan secara tidak sadar di masa lalu. Seperti ketika kita iseng-iseng melihat grafik harga masa lalu dan menemukan bahwa pola-pola tertentu sering berakhir bullish/bearish. Informasi-informasi tersebut kemudian disimpan secara otomatis di memori kita.
Saat proses menyimpan informasi tersebut, kita biasanya tidak sadar. Karena hanya iseng melihat dan kebetulan menemukan informasi tersebut. Jadi, otak kita tidak memprosesnya sebagai informasi yang benar-benar dibutuhkan. Namun, otak kita tetap memprosesnya dan menyimpannya otomatis karena kita telah memiliki basis informasi yang terkait dengan hal itu.
Tapi, ada banyak teori tentang intuisi. Daniel Kahneman, pencetus system thinking memasukkan intuisi ke dalam system 1 atau sistem berpikir cepat, yaitu sistem berpikir tanpa perlu nge track jalur logika dibaliknya. Seperti membaca, menulis, makan, berjalan dan lain-lain yang biasa kita sebut sebagai kebiasaan.
Kebiasaan ini tidak tiba-tiba menjadi kebiasaan begitu saja. Melainkan karena kita mempelajarinya ketika kecil dan melakukannya berkali-kali sampai otak membentuk jalur neuron untuk mengotomatisasi proses tersebut.
Karena intuisi masuk dalam system 1, maka itu berarti intuisi terbentuk melalui proses yang kurang lebih sama. Kita belajar analisis teknis, melihat situasi/pola pasar tertentu berkali-kali, hingga membentuk jalur neuron khusus dan menjadi otomatis. Oleh sebab itu, kita sering tidak bisa mengingat kapan kita belajar tentang pola/situasi pasar tersebut, seperti halnya kita tidak bisa mengingat kapan dan bagaimana kita belajar makan.
Apakah Intuisi bisa diandalkan untuk Trading?
Kebanyakan trader memiliki intuisi terkait pola atau situasi pasar secara teknis bukan fundamental. Contohnya, saat ini pasar membentuk pola candlestick yang familiar, kemudian kita merasa bahwa sepertinya itu akan bullish.
Perlu dipahami bahwa pola teknis apapun tidak absolut. Pasar bisa membentuk double top tapi tetap bullish atau sebaliknya membentuk double bottom dan tetap bearish.
Dengan kata lain, sekalipun kita punya informasi lengkap tentang pola chart, pola candlestick atau pola dalam bentuk apapun yang didasarkan pada pergerakan harga di masa lalu. Baik itu kita pahami secara sadar atau tersimpan di memori non-kognitif sebagai informasi bawah sadar. Tidak berarti pola-pola tersebut akan secara akurat memprediksi pergerakan pasar saat ini maupun di masa depan.
Intuisi pada dasarnya benar, tapi informasi-informasi yang membentuk intuisi tersebut tidak 100% akurat untuk bisa memprediksi pasar. Karena pola reversal tidak berarti pasar pasti berbalik dan pola continuity tidak berarti pasar pasti akan meneruskan trend. Jadi, dalam hal ini intuisi tidak bisa diandalkan sebagai cara tunggal untuk memprediksi pasar.
Alasan lainnya adalah Karena kita tidak bisa melacak intuisi tersebut datang dari mana? Terbentuk dari berapa kali pengalaman yang sama? Sementara itu, kita selalu bisa melacak kinerja strategi trading yang kita gunakan melalui proses backtest.
Memanfaatkan Intuisi dalam Trading
Bukannya tidak berguna atau tidak boleh digunakan. Tapi, menggunakan intuisi saja akan berisiko karena kita tidak bisa mengukur tingkat keberhasilannya melalui backtest. Kita hanya bisa mengukurnya melakukan forward test saat melakukan trading di akun real.
Melakukan forward test tidak pernah lebih praktis daripada backtest. Selain butuh waktu yang lama untuk mendapatkan data yang cukup banyak, juga butuh modal untuk akun real. Tentu, bisa saja menggunakan akun demo, tapi saya yakin tidak akan ada yang mau melakukannya.
Sebaliknya, daripada menggunakan intuisi saja dalam mengambil keputusan trading, ada cara lain yang bisa dicoba untuk memanfaatkan intuisi dengan cara yang lebih masuk akal.
Kita bisa menggunakan intuisi untuk meningkatkan akurasi strategi trading yang kita gunakan. Kita tetap secara disiplin mengikuti strategi trading, tapi menambahkan lapisan intuisi untuk memfilter peluang dengan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Kemudian dari hasil peluang yang di filter tersebut kita bisa memanfaatkannya untuk memaksimalkan keuntungan trading. Seperti menggunakan risiko yang sedikit lebih besar pada peluang dengan potensi keberhasilan yang lebih tinggi atau menurunkan tingkat risiko pada peluang dengan potensi keberhasilan lebih rendah.
***
Pada dasarnya tidak ada yang salah dengan mengikuti intuisi. Sayangnya pada konteks trading, intuisi dibentuk dari informasi-informasi yang akurasinya tidak 100%. Sehingga, hasil prediksinya pasti juga tidak 100% benar.
Intuisi juga umumnya muncul otomatis, tidak bisa dipicu atau dikendalikan. Kita tidak bisa secara sengaja ingin menggunakan intuisi saat trading. Itu akan muncul dengan sendirinya saat situasi yang kita hadapi relevan dengan informasi-informasi yang kita miliki di ambang bawah sadar.
Jadi, kalau pengen profit konsisten sebaiknya tidak mengandalkan intuisi. Selain munculnya tidak pasti, juga hasilnya belum tentu akurat. Lebih baik tetap berpegang teguh pada strategi trading dan menggunakan intuisi sebagai filter tambahan untuk meningkatkan akurasinya.
Đã chỉnh sửa 28 Jul 2025, 10:19
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()