MSCI Segera Umumkan Review Terbaru, Apakah Saham Prajogo Pangestu Siap Masuk Daftar?

Morgan Stanley Capital International (MSCI) dijadwalkan mengumumkan hasil peninjauan indeks terbarunya pada Kamis, 7 Agustus 2025. Banyak pihak menantikan kabar ini, termasuk para pelaku pasar di Indonesia.

Menurut Budi Frensidy, pengamat sektor keuangan sekaligus Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), masuknya saham Indonesia ke dalam indeks MSCI akan memberi dampak besar. “Kalau saham lokal kita masuk MSCI, investor institusi global akan langsung memborong. Likuiditas meningkat, transaksi harian naik, dan harga saham juga cenderung ikut terdorong,” ungkapnya pada Selasa (5/8/2025).

Budi memperkirakan bahwa beberapa saham milik konglomerat Prajogo Pangestu memiliki peluang besar untuk masuk dalam daftar MSCI kali ini. “Saya dan banyak analis menduga setidaknya satu atau dua saham dari grup Barito akan lolos,” tambahnya.

Sebagai informasi, MSCI merupakan penyedia indeks global yang sering dijadikan acuan utama oleh manajer dana dan investor institusi besar. Ketika sebuah saham masuk ke dalam indeks ini, permintaannya melonjak karena otomatis dibeli oleh dana kelolaan yang mengikuti komposisi MSCI.

Namun, tidak semua saham bisa masuk MSCI. Ada sejumlah syarat ketat yang harus dipenuhi, antara lain:

• Tingkat likuiditas yang tinggi,
• Kapitalisasi pasar free float yang besar, dan
• Struktur kepemilikan saham yang tidak terkonsentrasi pada satu pihak.

Review MSCI ini akan mulai berlaku efektif pada 27 Agustus 2025.

Lima saham Indonesia disebut-sebut menjadi kandidat kuat untuk masuk ke dalam indeks MSCI:

1. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)
2. PT Petrosea Tbk (PTRO)
3. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN)
4. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA)
5. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)



Tiga di antaranya merupakan bagian dari kelompok usaha milik Prajogo Pangestu. Jika prediksi ini benar, maka dominasi Barito Group di pasar modal Indonesia akan semakin diperkuat dengan pengakuan di kancah global melalui MSCI.