Tren sideways (menyamping) adalah kondisi pasar yang sering kali diremehkan, dengan pergerakan harga naik turun dalam rentang sempit tanpa arah yang jelas. Bagi banyak trader, ini dianggap sebagai periode ketidakpastian dan berkurangnya aktivitas. Namun, mengenali dan memanfaatkan fase pasar seperti ini dengan tepat bisa sama efektifnya dengan trading berbasis tren.

Apa itu tren sideways?

Tren sideways, atau biasa disebut sideways, adalah kondisi pasar saat suatu aset tidak menunjukkan arah yang jelas, baik naik maupun turun. Harga bergerak dalam rentang sempit maupun lebar antara level support dan resistance, yang terlihat jelas pada grafik.

Ciri utama

1. 1. Rentang harga yang sempit.

2. 2. Tidak adanya titik tertinggi (high) atau terendah (low) yang baru.

3. 3. Volume trading yang menurun.

4. 4. Indikator teknis memberikan sinyal yang bertentangan.

Trader juga kerap menyebut pergerakan sideways sebagai datar, konsolidasi, rentang, atau akumulasi.

Contoh nyata tren sideways pada grafik

Penyebab pergerakan sideways

Alasan utama terjadinya pasar sideways adalah keseimbangan antara pembeli dan penjual. Ketika tidak ada dominasi yang jelas dari salah satu pihak di pasar, harga aset akan berfluktuasi dalam rentang tertentu. Pembeli dan penjual berada dalam posisi seimbang sehingga tidak ada pihak yang dapat memengaruhi harga secara signifikan.

Kondisi ini terjadi saat penawaran dan permintaan kurang lebih seimbang. Pembeli tidak dapat mendorong harga naik karena penjual bersedia menawarkan cukup banyak aset. Pada saat yang sama, penjual tidak dapat menurunkan harga karena pembeli bersedia mempertahankan harga pada level saat ini.

Begitu salah satu pihak (pembeli atau penjual) mulai mendominasi, ini dapat menyebabkan pasar keluar dari sideways dan memulai suatu tren.

Cara trading saat sideways

Trading dari batas rentang

Anda dapat membuka posisi beli di batas bawah rentang (level support), lalu mengambil profit di batas atas rentang (level resistance), dan sebaliknya untuk posisi jual. Ini merupakan strategi umum yang didasarkan pada asumsi bahwa harga akan terus bergerak dalam rentang tersebut.

Trading beli

Masuklah (entry) trade saat harga mendekati level support, dan keluar saat harga mencapai level resistance. Titik masuk ideal terjadi setelah muncul konfirmasi berupa pola candlestick (misalnya, bullish pin bar atau bullish engulfing).

Contoh trading

Trading jual

Masuklah trade saat harga mendekati level resistance dan muncul sinyal pembalikan arah. Dan ambil profit (exit) ketika mencapai level support.

Contoh trading

Trading breakout

Masuklah trade setelah harga menembus batas sideways dan bertahan di atas level resistance atau di bawah level support. Titik masuk ideal bukan hanya saat harga menyentuh level tersebut, tetapi ketika candle ditutup di atas level tersebut dengan volume tinggi, yang mengonfirmasi kekuatan breakout.

Penting juga untuk menunggu retest level setelah breakout, yaitu saat harga kembali ke level resistance atau support yang sebelumnya telah ditembus. Trade seperti ini cenderung lebih menguntungkan dan aman.

Anda dapat keluar dari trade (take profit) dengan dua cara:

1. 1. Mengacu pada lebar rentang sebelumnya, yang kemudian diproyeksikan ke atas dari level breakout.

2. 2. Mengacu pada level resistance penting berikutnya, atau menggunakan trailing stop jika harga bergerak secara impulsif.

Stop-loss ditempatkan di bawah level yang ditembus jika breakout ternyata palsu dan harga kembali ke dalam rentang.

Contoh trading

Kesimpulan

Sekilas, tren sideways tampak seperti situasi yang kurang menarik dan sebaiknya dihindari dulu. Namun, tren ini justru menawarkan banyak peluang trading bagi mereka yang tahu cara mengenali dan menyesuaikan strategi. Memahami karakteristik konsolidasi akan meningkatkan manajemen risiko, membuka peluang trading baru, dan membuat trader lebih percaya diri saat pasar mulai bergerak ke arah tertentu.