Kalau Quickers sudah sering mantengin chart, pasti pernah melihat candlestick yang punya badan kecil tapi ekor panjang di atas dan bawahnya. Nah, itu biasanya disebut Spinning Top Candle. Masalahnya, nggak sedikit trader yang keliru menganggapnya sebagai doji. Padahal, walaupun kelihatan mirip, perbedaan kecil ini bisa bikin analisa trading kamu jadi lebih akurat atau malah meleset jauh.
Di artikel ini, kita bakal kupas tuntas perbedaan antara Spinning Top Candle dan doji, seberapa akurat sinyal yang muncul dari pola ini, dan strategi apa yang bisa Quickers pakai biar nggak salah langkah. Siapkan Kopi, Ini Penjelasannya!
Apa arti dari Spinning Top Candle?
Spinning Top Candle adalah bentuk candlestick yang menunjukkan adanya keraguan di pasar. Ciri khasnya adalah badan candle yang kecil dengan sumbu (shadow) panjang di kedua sisi. Kondisi ini biasanya menandakan bahwa buyer dan seller sama-sama kuat, tapi belum ada yang benar-benar menguasai pasar.
Candle ini sering muncul setelah tren naik atau turun yang signifikan, jadi fungsinya bisa dibilang sebagai "tanda jeda". Quickers perlu paham kalau munculnya Spinning Top Candle belum tentu jadi sinyal pembalikan tren, tapi lebih ke indikasi pasar lagi mikir mau ke arah mana.
Lantas Apa Bedanya Spinning Top dengan Doji?
Perbedaan utamanya ada di ukuran badan candlestick. Kalau Spinning Top Candle masih punya body yang kecil tapi terlihat jelas, doji hampir nggak punya badan sama sekali karena harga open dan close-nya hampir sama.
Perbedaan ini penting banget karena:
- Doji biasanya dianggap sinyal keraguan yang lebih kuat dibanding Spinning Top.
- Spinning Top masih menunjukkan ada sedikit pergerakan harga di dalam candle itu.
Jadi, kalau Quickers melihat Spinning Top, artinya pasar masih tarik-menarik tapi belum 100% ragu seperti saat muncul doji.
Seberapa Akurat Pola Double Spinning Top Buat Trader Pemula?
Kalau kita bicara soal akurasi, Spinning Top Candle sendiri cukup membantu kalau dipadukan dengan analisa lain. Tapi kalau Quickers melihat double Spinning Top yang muncul berturut-turut, itu bisa jadi sinyal kuat bahwa tren saat ini mulai melemah.
Akurasi pola ini meningkat kalau:
- Muncul di area resistance atau support kuat.
- Volume perdagangan menurun.
- Dikonfirmasi oleh indikator lain seperti RSI atau MACD.
Trader pemula biasanya terjebak dengan menganggap setiap Spinning Top itu sinyal pembalikan. Padahal, kuncinya adalah konfirmasi dari faktor lain.
Strategi Trading Menggunakan Candlestick Double Spinning Top
Pola double Spinning Top bisa jadi sinyal kuat, tapi cuma kalau kamu pakai aturan main yang jelas. Berikut strategi yang lebih spesifik dan praktis (disesuaikan dari praktik trading yang umum dipakai):
1. Identifikasi Pola dengan Tegas
Cari dua Spinning Top yang muncul berurutan setelah tren yang jelas (naik atau turun). Pastikan kedua candle punya badan kecil dan shadow panjang. Warna bullish/bearish nggak terlalu penting, yang penting konteksnya: muncul setelah momentum yang kuat.
2. Konfirmasi Breakout Sebelum Entry
Jangan langsung open posisi. Tunggu candle berikutnya mem-breakout level penting:
- Untuk entry short (pembalikan dari tren naik): tunggu candle setelah double Spinning Top menutup di bawah low dari salah satu Spinning Top (break support lokal).
- Untuk entry long (pembalikan dari tren turun): tunggu candle berikutnya menutup di atas high dari salah satu Spinning Top (break resistance lokal).
3. Tentukan Titik Entry, Stop Loss, dan Ukuran Posisi
- Entry: setelah breakout candle ditutup dan terkonfirmasi (mis. close H1/H4 di bawah low / di atas high).
- Stop loss: pasang sedikit di atas high pola untuk short, atau sedikit di bawah low pola untuk long. Kalau market volatile, beri jarak ekstra supaya nggak ke-STOP karena noise.
- Ukuran posisi: batasi risiko 1%–2% dari akun per trade. Hitung lot berdasarkan jarak SL agar risiko riil nggak lebih dari batas ini.
4. Target Profit & Rasio Risiko/Imbalan
- Pakai support/resistance berikutnya atau level Fibonacci untuk TP.
- Cara cepat: ukur tinggi Spinning Top (dari high ke low) dan gunakan itu sebagai proyeksi konservatif arah pergerakan; kombinasikan dengan R:R minimal 1:2 (lebih bagus 1:3).
- Siapkan take-profit bertahap (mis. ambil 50% posisi di level pertama, geser SL ke BE, sisanya biarkan berjalan).
5. Konfirmasi Tambahan (Indikator & Volume)
Gabungkan konfirmasi teknis: RSI (overbought/oversold), MACD (crossover), atau Bollinger Bands. Volume yang meningkat saat breakout tambah validitas sinyal. Kalau volume turun saat breakout, hati-hati, bisa jadi false breakout.
6. Timeframe yang Lebih Aman
Pola double Spinning Top cenderung lebih andal di timeframe lebih besar (H1, H4, Daily). Di timeframe kecil (M5/M15) banyak noise kecuali kamu pakai strategi scalping yang sudah teruji.
7. Strategi Konservatif Vs Agresif
- Konservatif: tunggu candle konfirmasi + indikator (mis. RSI konfirmasi) sebelum entry.
- Agresif: entry segera setelah breakout candle pertama menutup (pakai SL lebih ketat dan ukuran posisi lebih kecil).
8. Manajemen Trade Saat Berjalan
- Geser stop loss ke titik impas (break-even) setelah harga mencapai 50% target pertama.
- Pertimbangkan trailing stop ketika tren berjalan sesuai arahmu untuk mengamankan profit.
9. Penanganan False Breakout
Kalau harga balik dan menutup kembali ke dalam rentang Spinning Top, segera tutup posisi (cut loss). Jangan berharap harga kembali, cut loss itu bagian disiplin.
Contoh:
Misal Quickers lihat tren naik lalu muncul dua Spinning Top berturut-turut di H4. Tunggu H4 berikutnya menutup di bawah low pola. Setelah itu:
- Entry short saat candle konfirmasi menutup bawah.
- Stop loss di atas high pola + buffer kecil.
- Take profit di support berikutnya atau ukur tinggi pola x2 untuk R:R 1:2.
Dengan aturan di atas, Quickers dapat mengubah sinyal "keraguan" menjadi rencana trading yang terukur. Inti dari strategi ini: jangan trading cuma karena lihat pola—trading karena ada konfirmasi, manajemen risiko, dan rencana exit.
Berapa Lama Waktu yang Terbaik Untuk Double Top?
Timing adalah segalanya. Untuk double Spinning Top, Quickers bisa mempertimbangkan timeframe yang lebih besar seperti H4 atau Daily untuk mendapatkan sinyal yang lebih valid. Timeframe kecil seperti M5 atau M15 cenderung punya banyak "noise" sehingga bisa bikin analisa meleset.
Umumnya, sinyal double Spinning Top lebih bisa diandalkan kalau terbentuk dalam 1-3 candle berikutnya setelah tren yang jelas. Kalau jaraknya terlalu jauh, kekuatan sinyalnya biasanya melemah.
Trading Forex Lebih Mudah!
Kesimpulan: Spinning Top Candle dengan Doji Itu Beda!
Membedakan Spinning Top Candle dengan doji memang kelihatannya sepele, tapi efeknya bisa signifikan ke hasil trading Quickers. Dengan memahami ciri fisik dan konteks kemunculannya, kamu bisa lebih akurat menentukan langkah berikutnya.
Kalau Quickers mau latihan membaca pola candlestick ini tanpa risiko kehilangan modal, daftar aja akun demo di FOREXimf. Di sana, Quickers bisa praktek analisa sambil mencoba strategi double Spinning Top secara real-time tapi dengan modal virtual. Siapa tahu nanti skill analisismu naik level sebelum terjun ke live trading.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Tải thất bại ()