Dolar AS masih berusaha bangkit setelah anjlok akibat sinyal dovish dari Ketua The Federal Reserve, Jerome Powell, yang membuka peluang pemangkasan suku bunga. Tekanan terhadap greenback semakin besar karena ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga pada September, ditambah kritik tajam dari Donald Trump terhadap The Fed.
Pergerakan Pasar Valuta Asing
Pada perdagangan Senin (25/8/2025) di sesi Asia, dolar AS mencoba pulih dari level terendah empat minggu terhadap euro. Greenback sempat menguat tipis 0,2% menjadi USD 1,1699 per euro, namun masih dekat dengan level terendah Jumat lalu di USD 1,1742—terendah sejak 28 Juli.
Terhadap poundsterling, dolar naik tipis 0,1% ke USD 1,3502 setelah sehari sebelumnya tertekan 0,8%. Sementara itu, terhadap yen Jepang, dolar menguat 0,4% ke 147,46 yen, menutup sebagian pelemahan 1% pada Jumat lalu.
Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko sempat menyentuh level tertinggi satu minggu di USD 0,6523 sebelum terkoreksi ke USD 0,6484. Pada sesi sebelumnya, aussie melonjak 1,1%.
Sinyal Dovish dari Powell
Dalam pidatonya di Simposium Jackson Hole, Powell memberi sinyal terbuka bahwa The Fed bisa menurunkan suku bunga pada pertemuan September mendatang.
“Risiko pelemahan di sektor ketenagakerjaan semakin meningkat, dan bila risiko itu terwujud, dampaknya bisa terjadi dengan cepat,” ujar Powell di hadapan ekonom dan pembuat kebijakan global.
Saat ini, pelaku pasar memperkirakan peluang 80% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada 17 September, dengan total penurunan mencapai 48 bps hingga akhir tahun, menurut data LSEG.
Peran Data Ekonomi
Sebelumnya, pasar sudah meningkatkan spekulasi pemangkasan suku bunga sejak laporan payrolls bulanan yang lemah di awal Agustus. Namun, data inflasi produsen (PPI) yang lebih panas dari perkiraan dan survei aktivitas bisnis yang kuat membuat ekspektasi itu sedikit terkoreksi sebelum Jackson Hole.
Analis Goldman Sachs menilai, pesan Powell cukup untuk memenuhi ekspektasi pasar terhadap sikap dovish. Namun, kecepatan dan kedalaman pemangkasan suku bunga akan sangat ditentukan oleh data ekonomi mendatang.
Data penting yang akan dirilis pekan ini mencakup indikator inflasi favorit The Fed, yaitu PCE deflator pada Rabu, serta data payrolls Agustus yang akan diumumkan Jumat pekan depan.
Tekanan Politik
Selain faktor fundamental, dolar AS juga berada di bawah tekanan tambahan akibat serangan verbal Presiden AS Donald Trump terhadap The Fed. Kritik Trump menimbulkan kekhawatiran tentang independensi bank sentral.
Gubernur The Fed, Lisa Cook, menjadi target terbaru serangan Trump pekan lalu. Trump bahkan mengatakan akan memecat Cook jika ia tidak mundur terkait tuduhan kepemilikan hipotek di Michigan dan Georgia.
Trump juga berulang kali mengkritik Powell—mulai dari ketidakpuasan karena Powell belum memangkas suku bunga tahun ini, hingga menyinggung biaya renovasi gedung The Fed yang dinilai membengkak.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Tải thất bại ()