Pabrik Inggris Kembali Melemah, Pesanan Baru Anjlok; Trump Serang The Fed

Aktivitas manufaktur Inggris kembali tertekan pada Agustus, dengan pesanan baru dan ekspor mencatat penurunan lebih cepat dibanding bulan sebelumnya. Survei bulanan S&P Global menunjukkan PMI Manufaktur Inggris turun ke level 47,0 dari 48,0 di Juli, sekaligus menandai bulan ke-11 berturut-turut di bawah angka 50 yang menandakan kontraksi.

Perusahaan manufaktur menyebut turunnya permintaan disebabkan oleh lemahnya kepercayaan pelanggan, ketidakpastian tarif, serta kenaikan biaya akibat upah minimum dan iuran asuransi nasional yang lebih tinggi.

Rob Dobson, Direktur S&P Global Market Intelligence, menuturkan:

“Volume produksi masih menunjukkan ketahanan meski ada ketidakpastian geopolitik global dan kebijakan tarif AS. Namun, pesanan baru—baik domestik maupun ekspor—jatuh tajam, salah satu yang terparah dalam dua tahun terakhir.”

Akibat lemahnya permintaan, sektor manufaktur juga memangkas tenaga kerja untuk bulan ke-10 berturut-turut, dengan tingkat pengurangan salah satu yang terbesar sejak pandemi.

Prospek industri manufaktur Inggris dinilai masih penuh ketidakpastian. Kekhawatiran muncul bahwa kebijakan pemerintah mendatang, termasuk potensi kenaikan pajak, bisa semakin menggerus daya saing di pasar domestik maupun internasional. Karena itu, APBN mendatang dipandang sangat krusial dalam menentukan arah keyakinan bisnis sepanjang tahun depan.

Sementara itu, di sisi global, Presiden AS Donald Trump melancarkan serangan verbal ke Federal Reserve. Presiden Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde, memperingatkan bahwa serangan tersebut merupakan “bahaya serius” bagi stabilitas keuangan internasional.