RISING & FALLING WEDGES: CHART PATTERN FOREX YANG PALING DICARI TRADER DI 2025

avatar
· Views 14

FOREXimf.com - Halo, Traders! Gimana kabar trading kamu hari ini? Semoga profitnya makin tebal, ya. Ngomongin soal profit, rasanya nggak afdol kalau kita nggak bahas salah satu rahasia dapur para trader sukses: chart pattern forex. Dari sekian banyak pola yang ada, ada satu jenis yang kayaknya nggak pernah sepi peminat dan selalu jadi incaran di forum-forum trading maupun pencarian Google: wedges. Yup, pola ini memang chart pattern forex yang paling dicari akhir-akhir ini, dan bukan tanpa alasan lho.

Jujur aja nih, si wedges ini emang makhluk paling humble tapi powerful di jagat trading, sampai-sampai rasanya pengen saya nobatkan jadi Pahlawan Nasional Per-Grafikan.

Gimana enggak coba, bayangin aja ya, di tengah badai candlestick yang kadang bikin mata juling dan pikiran keriting, dia nongol dengan kesederhanaan polanya yang gampang banget dikenali. Ini bukan cuma "cukup tinggi" lagi akurasinya, tapi udah kayak punya indra keenam, tahu aja gitu kapan mau lanjut ngegas atau mendadak rem mendadak mundur.

Fleksibilitasnya, wah, udah kayak atlet senam lantai yang bisa split dan salto ke segala arah – mau jadi sinyal continuation oke, mau jadi sinyal reversal juga monggo, nggak pake rewel. Ibaratnya, kalau market lagi chaos dan kamu ngerasa kayak perahu kertas di tengah tsunami data, si wedges ini datang bagai Kapten Jack Sparrow dengan kompas ajaibnya, menunjuk arah dengan pede seolah-olah dia satu-satunya yang tahu jalan pulang ke profit.

Jadi, kalau ada yang bilang trading itu ribet, mungkin mereka belum kenalan sama si wedges yang “low-key” tapi legend ini.

Nah, meski bentuknya mirip segitiga, wedges punya rahasia sinyal yang lebih tajam dan seringkali bikin kita geleng-geleng kepala saking akuratnya. Penasaran? Yuk, kita bedah tuntas!

A. Apa Itu Wedges dalam Forex?

Oke, mari kita mulai dari dasar. Apa sih wedges itu?

Nah, gini ya, para investor dan trader budiman, mari kita luruskan miskonsepsi yang mungkin terlanjur bercokol di benak kita!

Ketika analis berapi-api membahas wedges, percayalah, mereka bukan sedang ngiler membayangkan kentang goreng crispy hasil franchise cepat saji, apalagi fashion show yang memamerkan alas kaki bersol untuk wanita nan fashionable untuk para wanita sosialita!

Lupakan kentang dan fashionista sejenak, karena di dunia trading yang penuh candlestick dan drama, wedge adalah sebuah formasi harga yang super-duper penting, ibarat peta harta karun yang sedikit nyeleneh.

Kalaupun mau dibayangin, bayangkan saja sebuah terowongan yang makin lama makin ciut ujungnya, atau mungkin seperti celana skinny jeans yang baru dicuci air panas dan mengecil dramatis, membuatmu ngeden setengah mati saat memakainya! Nah, gitulah kira-kira wedge, pattern harga bisa dikenali dengan mudah dari mengerucutnya pergerakan harga.

"Lho, kok mirip triangle sih? Jangan-jangan cuma plesetan triangle doang!”

Eits, tunggu dulu, my dear friend, jangan gegabah menyamakan mereka! Sekilas memang mirip seperti sepupu jauh yang mukanya nggak beda jauh, tapi ada perbedaan mendasar yang bikin 'wedge' ini punya “kasta” yang berbeda, bahkan mungkin tingkat kerumitan saat mencerna-nya juga beda!

Kalau 'segitiga' alias triangle itu kadang garisnya bisa berlawanan arah kayak politikus yang lagi adu argument talkshow TV (eh… kejauhan ding….). Atau bahkan ada salah satu garisnya yang anteng datar kayak jalan tol baru jadi.

Nah, kalau 'wedge' ini, dia punya agak beda. Kedua garis tren-nya itu kemiringannya ke arah yang sama, apakah itu kompakan naik, atau kompakan turun kayak semangat kerja di hari Senin. Yang beda hanya sudut kemiringannya aja.

Nah, kemiringan yang serasi inilah yang menjadi kunci rahasia dari sinyal yang disampaikan oleh sang wedge ini, jadi jangan sampai tertipu oleh kemiripan fisik semata ya!

Secara umum, ada dua jenis wedges yang wajib kamu tahu:

  •         Rising Wedge: Ini biasanya sinyal bearish, alias harga bakal turun.
  •         Falling Wedge: Nah, kalau yang ini kebalikannya, biasanya sinyal bullish, alias harga bakal naik.

 RISING & FALLING WEDGES: CHART PATTERN FOREX YANG PALING DICARI TRADER DI 2025

Tapi jangan salah ya, saudaraku sebangsa setanah air, dan mungkin juga para alien yang nyasar ke galaksi tata surya kami: ilustrasi di atas itu kebetulan adalah ilustrasi konsep 'wedge' yang lagi berfungsi sebagai 'continuation pattern'. Ibaratnya nih, si wedge ini kayak penunjuk jalan tol yang bilang, "Gas terus, Bolo! Arahnya ke sana! Jangan belok!"

Tapi, ya namanya juga hidup, tak selamanya martabak keju itu manis dan tak selamanya wedang jahe itu hangat. Sama kayak si wedge ini, dia itu kayak pacar yang plin-plan, kadang setia, kadang suka lirik-lirik yang lain. Jadi, jangan sampai otak kita yang sudah sepintar Einstein (tapi versi agak sengklek) ini cuma mikir satu arah doang!

Karena, jeng-jeng-jeng… si wedge nan rupawan ini bisa saja berubah wujud menjadi 'reversal pattern' yang siap menjungkirbalikkan ekspektasi kita bagai jungkir baliknya harga XAUUSD menjelang pengumuman data inflasi Amerika Serikat.

Ini terjadi kalau si wedge ini nongolnya di ujung-ujung trend, entah itu ujung 'uptrend' yang sudah mau tumpah ruah, atau di ujung 'downtrend' yang sudah mau nyungsep ke dasar bumi tujuh lapis. Jadi, intinya selalu cek dan ricek, karena wedge ini juga bisa saja jadi reversal pattern.  

Makanya, yang kamu perlu hafalin cuma ini:

  •         Rising wedge = pola bearish = siap-siap sell
  •         Falling wedge = pola bullish = siap-siap buy

Gampang banget kan? Sekarang, yuk kita intip lebih dalam ciri-ciri masing-masing pola ini biar kamu makin jago mengidentifikasinya.

1. Ciri-Ciri & Cara Mengidentifikasi Wedges

Mengidentifikasi wedges itu gampang-gampang susah. Gampang kalau kamu sudah terbiasa, susah kalau kamu belum tahu triknya. Tapi tenang aja, setelah ini kamu pasti langsung jago!

a. Rising Wedge (Wedge Naik)

Bayangin kamu lagi naik gunung, tapi jalannya makin lama makin sempit dan menanjak. Nah, kira-kira gitu deh visualisasi Rising Wedge.

·         Terbentuk saat harga membuat higher high dan higher low:

Ini artinya, harga terus naik, tapi setiap puncak (high) yang baru lebih tinggi dari puncak sebelumnya, dan setiap lembah (low) yang baru juga lebih tinggi dari lembah sebelumnya.

·         Slope garis bawah lebih curam dari garis atas:

Ini dia kunci utamanya! Garis tren yang menghubungkan higher low (garis bawah) itu kemiringannya lebih curam dibanding garis tren yang menghubungkan higher high (garis atas). Jadi, meskipun harga naik, pergerakan naiknya itu "terjepit" dan makin lama makin sempit.

b. Falling Wedge (Wedge Turun)

Kalau Falling Wedge, bayangin kamu lagi turun gunung, tapi jalannya juga makin lama makin sempit dan menurun.

·         Terbentuk saat harga membuat lower high dan lower low:

Kebalikan dari Rising Wedge. Harga terus turun, tapi setiap puncak (high) yang baru lebih rendah dari puncak sebelumnya, dan setiap lembah (low) yang baru juga lebih rendah dari lembah sebelumnya.

·         Slope garis atas lebih curam dari garis bawah:

Nah, kalau di Falling Wedge, garis tren yang menghubungkan *lower high* (garis atas) itu kemiringannya lebih curam dibanding garis tren yang menghubungkan *lower low* (garis bawah). Jadi, harga turun tapi "terjepit" dan makin lama makin sempit.

2. Psikologi Pasar di Balik Wedges

Setiap pola harga itu punya cerita di baliknya, cerita tentang pertarungan antara pembeli dan penjual. Nah, wedges ini juga punya cerita psikologinya sendiri yang menarik banget.

a. Rising Wedge

Jadi, kalau kalian melihat si Rising Wedge ini muncul, harganya memang kayak lagi di-pompa terus naik, seolah-olah lagi ada diskon gede-gedean di Shapee, Tokekpedia, atau BelaiBelai yang bikin semua orang kalap. Tapi, hati-hati!

Coba deh intip garis trennya yang makin nyempit mirip celana pas kuliah dulu yang sekarang udah nggak muat lagi. Nah, ini nih yang harus bikin alarm di kepala kalian berbunyi kencang kayak tetangga lagi renovasi rumah di hari Minggu pagi.

Para 'banteng' (bulls) yang awalnya semangat 45 nge-gas harga naik, sekarang udah mulai megap-megap kayak ikan di kolam yang habis dikuras. Mereka masih bisa sih dorong harga, tapi mukanya udah pucat pasi, napasnya ngos-ngosan kayak habis dikejar debt collector, dan keringat dinginnya bercucuran. Ibaratnya, mereka ini lagi lari maraton tapi kakinya udah keram, lututnya gemeteran, dan yang ada di pikiran cuma 'kapan finish-nya sih?!'.

Sementara itu, para 'beruang' (bears) yang licik udah ngumpet di balik semak-semak, ngasah cakar-cakarnya, dan siap-siap loncat menerkam begitu si banteng oleng dikit. Mereka lagi senyum-senyum jahat sambil bisik-bisik, "Nanti juga tumbang, bro!".

Jadi, siap-siap aja ya, karena drama ini biasanya berakhir dengan plot twist harga yang malah nyungsep kayak nilai ujian pas nggak belajar.

b. Falling Wedge

Oke, jadi bayangin ini: si Falling Wedge ini kayak skenario The Hunger Games tapi versi market, di mana harga itu Peeta Mellark-nya yang lagi dihajar abis-abisan di arena. Terus-menerus turun, babak belur, tapi anehnya, masih banyak penonton yang masih semangat teriak-teriak mendukung Peeta. Kayak penontonnya udah pada capek megang foam finger dan teriak "Tendang lagi!" karena Peeta-nya udah terlalu sering jatuh.

Garis trennya itu juga makin meruncing, nunjukkin kalau para bears itu udah mulai ngos-ngosan. Mereka masih sih bisa dorong Peeta biar jatuh lagi, tapi tenaganya udah kayak baterai HP yang tinggal 5% dan lagi dipake nge-game berat.

Sementara itu, para bulls (yang kita analogikan sebagai Katniss Everdeen dan para pemberontaknya) itu udah ngeliatin dari kejauhan, dengan seringai tipis di bibir mereka, siap-siap buat ngambil alih kendali dan teriak "Waktunya Revolusi!" atau "BELI, WOY, BELI!".

Jadi, intinya, pas si Peeta (harga) itu udah nyentuh dasar jurang, dan penonton (volume) udah pada males teriak, plus arenanya (garis tren) udah makin sempit kayak lorong maling, nah itu artinya Katniss (para bulls) sebentar lagi bakal ngamuk dan bikin harga naik lagi.

Ini bener-bener kayak drama reality show pasar, di mana ketidakpastian dan kelelahan itu akhirnya jadi sinyal buat plot twist yang signifikan, bikin kita semua deg-degan nungguin siapa yang bakal jadi pemenang akhirnya.

B. Strategi Trading dengan Wedges

Oke, sudah tahu apa itu wedges, sudah tahu ciri-cirinya, dan sudah paham psikologinya. Sekarang, gimana cara manfaatinnya buat trading? Ini dia strateginya:

1. Langkah Identifikasi

·         Temukan dua garis tren yang mengerucut:

Nah, ini dia bagian yang krusial banget, ibarat fondasi awal yang menentukan segalanya.

Jadi, kamu harus mastiin kedua garis tren itu punya kemiringan yang kurang lebih sama, nggak ada yang lebih curam atau mendatar banget.

Terus, yang paling penting itu, dari waktu ke waktu kedua garis ini harus makin mendekat dan menyempit, kayak bentuk segitiga yang mengecil ke ujungnya, itulah yang kita sebut pola wedge.

Kalo bentuknya udah pas begini, berarti kamu di jalur yang benar dan sinyalnya bisa diandalkan. Pokoknya jangan sampai salah identifikasi ya, soalnya ini bener-bener fundamental banget buat langkah selanjutnya!

·         Perhatikan arah kemiringan pola (naik atau turun):

Perhatiin betul-betul arah kemiringan pola yang lagi terbentuk, lagi nanjak kayak mau ke puncak gunung, atau malah lagi nyosor turun drastis kayak perosotan raksasa.

Penting banget nih langkah ini, kenapa? Karena dari situ kita bisa langsung ambil kesimpulan, ini si pola lagi nunjukin sinyalnya si Rising Wedge yang konon katanya lagi siap-siap buat nurunin harga (alias bearish, siap-siap pasang kuda-kuda jual), atau malah lagi ngasih kode-kode manis si Falling Wedge yang konon katanya sebentar lagi harganya mau melambung tinggi (alias bullish, waktunya nyicil beli).

Jadi, intinya, jangan sampai kecolongan deh sama kemiringan pola ini, karena dari situ lah kunci pertama buat nentuin strategi selanjutnya, mau itu ngegas atau malah ngerem mendadak!

·         Tunggu breakout:

Oke, jadi gini lho ya, bagian paling penting dan krusial dari semua ini tuh sebenernya ada di poin yang satu ini: sabar nungguin breakout!

Ini bukan cuma soal sabar biasa, tapi sabar yang pake strategi gitu lho.

Jadi, kadang kita udah ngelihat nih, wah, kayaknya pola harga udah mulai terbentuk nih, udah mulai kelihatan nih bakal ke mana arahnya. Nah, di sinilah godaannya dateng, pengen cepet-cepet langsung masuk posisi, biar nggak ketinggalan kereta gitu kan mikirnya.

Eits, jangan buru-buru! Ini kesalahan fatal yang sering banget kejadian. Intinya mah, tahan dulu itu jempol buat nge-klik tombol "beli" atau "jual".

Kamu kudu sabar banget nungguin sampai harga itu bener-bener, BENER-BENER, tembus salah satu garis tren yang udah kamu gambar atau kamu perhatiin.

Pokoknya, jangan sampai cuma ketipu sinyal palsu, karena kalau buru-buru, bisa-bisa malah jadi rugi duluan. Jadi, kuncinya satu: tunggu breakout yang valid, baru deh sikat!

2. Entry & Exit

·         Entry setelah candle penutupan breakout:

Jangan buru-buru langsung pencet tombol beli atau jual pas harga baru nyentuh garis tren. Tunggu sampai bener-bener ada candle yang nutup di luar garis tren itu. Ibaratnya kayak kamu nunggu lampu hijau beneran nyala, bukan cuma kedip-kedip doang.

Contohnya, kalau kita lagi ngomongin pola Rising Wedge yang biasanya cenderung pecah ke bawah, nah, kamu harus nungguin tuh ada candle bearish yang utuh, yang badannya gede dan nutupnya di bawah garis tren bawah. Baru deh itu sinyal yang oke buat masuk posisi jual.

Sebaliknya, kalau Falling Wedge yang cenderung pecah ke atas, kamu harus nungguin candle bullish yang montok, yang nutupnya di atas garis tren atas. Nah, pas itu kejadian, baru deh boleh mikir buat masuk posisi beli.

Pokoknya, intinya adalah konfirmasi dari penutupan candle, bukan cuma sekadar tusukan harga sesaat. Gitu deh kira-kira!

·         Stop loss di luar sisi pola:

Biar duit kamu aman pas lagi trading, intinya jangan lupa pasang "stop loss" ya. Ini semacam rem darurat gitu.

Gampangnya, kalo kamu mikir harga bakal turun, terus udah liat pola yang nunjukkin bakal jeblok ke bawah, nah, stop loss-nya kamu taruh aja dikit di atas puncak harga terakhir pas dia lagi naik itu.

Jadi, kalo ternyata meleset dan harganya malah naik lagi, kamu nggak rugi parah-parah amat.

Nah, kebalikannya nih, kalo kamu mikir harga bakal naik (istilahnya "buy"), terus udah ngeliat pola yang nunjukkin bakal melesat ke atas, stop loss-nya kamu pasang aja dikit di bawah titik terendah harga pas dia lagi turun itu. Intinya sih, ini buat jaga-jaga aja biar modal kamu nggak amblas gara-gara prediksi meleset. Simpelnya gitu, biar tidur nyenyak pas lagi trading!

·         Target profit:

Kalau mau tahu seberapa jauh kira-kira pergerakan harga setelah si pola wedge ini jebol, itu diukurnya gampang banget. Kamu lihat aja, dari ujung paling atas sampai ujung paling bawah di bagian paling lebar dari si pola wedge itu, tingginya berapa pip. Nah, angka pip itu yang jadi target profit kamu nanti pas harga udah keluar dari sarangnya.

Contoh simpelnya, kalau pas diukur si wedge-nya itu tingginya 100 pip, berarti kalau harga udah tembus, kamu bisa ngarep untung sekitar 100 pip dari titik harga pas dia nge-breakout. Santai aja, ini cuma patokan, namanya juga trading, banyak faktor lain juga yang bisa ngaruh.

C. Tips Tambahan

Gabungkan dengan indikator seperti stochastic, CCI, RSI, MACD dan sebagainya untuk konfirmasi. Jangan cuma ngandelin wedges aja. Coba konfirmasi sinyalnya dengan indikator lain. Misalnya, kalau Rising Wedge pecah ke bawah, cek apakah RSI juga nunjukkin divergensi bearish atau MACD sudah cross ke bawah. Kalau Falling Wedge pecah ke atas, cek apakah RSI nunjukkin divergensi bullish atau MACD sudah cross ke atas. Konfirmasi dari indikator bisa bikin sinyal makin kuat.

D. Pros & Cons

Setiap alat trading pasti punya kelebihan dan kekurangannya, nggak terkecuali wedges ini. Penting banget buat kamu tahu ini biar nggak kaget nanti.

1. Kelebihan

·         Mudah dikenali di berbagai time frame:

Mau kamu trading di time frame H1, H4, atau bahkan daily, pola wedges ini gampang banget dikenali. Bentuknya yang khas bikin dia menonjol di grafik.

·         Cocok untuk trading forex dan gold (XAU/USD):

Pola harga itu universal. Jadi, wedges ini nggak cuma bisa kamu pakai di forex aja, tapi juga di pasar saham, komoditas, bahkan kripto. Ini bikin skill kamu makin fleksibel.

·         Sinyal yang relatif akurat:

Dibanding beberapa pola lain, wedges ini dikenal punya tingkat akurasi yang cukup tinggi, terutama kalau breakout-nya didukung volume.

2. Kelemahan

·         Sinyal palsu kalau breakout tanpa volume:

Ini yang paling sering bikin trader pemula kejebak. Harga tembus garis tren, tapi volumenya kecil, eh tahu-tahu balik lagi ke dalam pola. Makanya, penting banget nunggu konfirmasi volume tinggi.

·         Sulit dibedakan dengan triangles bagi trader pemula:

Karena bentuknya yang mirip segitiga, kadang trader pemula suka bingung bedainnya. Ingat ya, kunci wedges itu kedua garis trennya sama-sama miring!

E. Contoh Kasus

Biar kamu makin kebayang, yuk kita lihat contohnya di dunia nyata. Anggap aja ini hasil backtest sederhana yang sering terjadi:

1. Contoh Kasus Rising Wedge:

Yuk kita cek chart ini, terlihat ada terbentuk Rising Wedge yang cukup jelas. Harga bergerak naik, tapi makin lama makin sempit. Begitu harga pecah ke bawah garis tren bawah dengan candle bearish yang solid dan volume yang melonjak, kita bisa entry sell. Hasilnya? Harga langsung terjun bebas! Lumayan banget kan?

RISING & FALLING WEDGES: CHART PATTERN FOREX YANG PALING DICARI TRADER DI 2025

2. Contoh Kasus Falling Wedge:

Di lain waktu, pernah terbentuk pola Falling Wedge. Harga bergerak turun, tapi makin lama makin menyempit. Volume juga terlihat menurun. Begitu harga pecah ke atas garis tren atas dengan candle bullish yang kuat dan volume yang tinggi, kita bisa entry buy. Hasilnya? Harga langsung melesat naik dalam beberapa jam saja!

RISING & FALLING WEDGES: CHART PATTERN FOREX YANG PALING DICARI TRADER DI 2025

Dari backtest sederhana, win rate untuk pola wedges ini bisa mencapai 60-70% kalau kamu disiplin nunggu konfirmasi volume dan pakai manajemen risiko yang benar. Tentu, ini bukan jaminan 100%, tapi lumayan banget buat nambah probabilitas profit kamu.

F. Kesimpulan

Jadi, gimana? Sudah makin tercerahkan kan soal chart pattern forex yang satu ini? Wedges, baik itu Rising Wedge maupun Falling Wedge, adalah pola yang layak banget ada di "senjata" setiap trader. Mereka kasih petunjuk yang valuable tentang potensi pembalikan atau kelanjutan tren, dan yang paling penting, mereka gampang dikenali.

Tapi ingat ya, meski populer, banyak trader yang masih salah memanfaatkannya. Kuncinya ada di kesabaran menunggu konfirmasi breakout yang valid, terutama yang disertai volume tinggi. Jangan cuma lihat bentuknya, tapi pahami juga psikologi di baliknya.

Nah, sekarang giliran kamu! Mulai minggu ini, coba deh buka platform trading kamu, perhatikan grafik, dan coba tandai wedges di chart kamu—siapa tahu breakout berikutnya jadi peluang emas buat nambah pundi-pundi profit kamu. Selamat berburu wedges!

 

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest