FOREXimf.com - Kalau Quickers lagi belajar trading, pasti sering banget ketemu istilah stop loss dan trailing stop. Dua fitur ini bisa jadi senjata wajib buat trader pemula sampai yang udah berpengalaman. Bedanya, masih banyak yang ngerti stop loss tapi bingung pas ditanya soal cara menggunakan trailing stop.
Nah, di artikel ini, kita bakal bahas panjang lebar mulai dari cara kerjanya, perbedaan detail, sampai tips praktis biar Quickers bisa pakai dengan lebih percaya diri. Jadi, jangan buru-buru skip ya!
Bagaimana Cara Kerja Trailing Stop Order?
Trailing stop itu pada dasarnya mirip stop loss, tapi sifatnya lebih fleksibel. Kalau stop loss diam di tempat alias statis, trailing stop punya keunggulan bisa ikut bergerak searah sama harga. Ini yang bikin banyak trader suka, karena otomatis bisa “mengunci” profit tanpa repot geser manual.
1. Contoh Gampangnya Begini
- Quickers buka posisi buy di EUR/USD di harga 1.1000.
- Pasang trailing stop 50 pips.
- Kalau harga naik ke 1.1050, stop otomatis ikut naik ke 1.1000.
- Kalau harga terus naik ke 1.1100, maka stop geser ke 1.1050.
- Tapi kalau harga tiba-tiba balik turun, trailing stop tetap di 1.1050. Artinya, profit 50 pips udah aman di kantong.
2. Manfaat Kalo Kamu Pake Trailing Stop
- Ngasih proteksi posisi biar tetap aman.
- Bisa ngunci profit secara otomatis.
- Cocok banget buat Quickers yang nggak bisa mantengin layar seharian.
Dengan kata lain, cara menggunakan trailing stop ini adalah kombinasi menjaga profit berjalan sekaligus kasih ruang buat harga bergerak. Jadi, trading bisa lebih santai tapi tetap disiplin.
Apa Bedanya Stop-Loss Dan Trailing Stop?
Biar makin jelas, yuk kita bedah perbedaan dua tools ini. Banyak Quickers yang masih mikir kalau keduanya sama aja, padahal ada poin penting yang harus dipahami.
1. Stop Loss
Stop loss adalah level batas rugi yang Quickers tentukan dari awal. Misalnya, buka posisi buy di 1.1000 lalu pasang stop loss di 1.0950. Kalau harga turun sampai situ, posisi langsung ditutup otomatis dengan kerugian 50 pips. Jadi, fungsinya jelas: melindungi modal dari kerugian lebih besar.
2. Trailing Stop
Kalau trailing stop beda cerita. Dia nggak diam di satu level aja, tapi bisa naik turun mengikuti pergerakan harga. Kalau market sesuai arah yang Quickers prediksi, trailing stop bakal ikut naik dan kunci profit. Jadi rugi terbatas, tapi peluang profit bisa maksimal.
Trading Forex Lebih Mudah!
Apakah 5% Merupakan Trailing Stop Loss Yang Baik?
Ini pertanyaan klasik yang sering banget muncul: "Pasang trailing stop 5% udah oke belum?" Jawabannya nggak bisa satu arah, karena sangat tergantung gaya trading Quickers.
- Buat Trader Jangka Pendek
Kalau Quickers tipe day trader yang targetnya tipis-tipis, trailing stop 5% itu kelebaran. Kenapa? Karena market intraday cenderung cepat berubah arah. Bisa jadi stop terlalu longgar, akhirnya posisi nggak optimal.
- Buat Trader Swing
Kalau Quickers lebih suka swing trading, 5% masih lumayan ideal. Biasanya target profit swing lebih panjang, jadi trailing stop lebar bisa kasih ruang harga buat berfluktuasi tanpa cepat kena stop.
- Sesuaikan Dengan Volatilitas
Jangan cuma ikut angka mentah. Ukur dulu volatilitas pair yang diperdagangkan. Misalnya, GBP/JPY yang gerakannya liar butuh trailing stop lebih lebar dibanding EUR/USD yang cenderung stabil.
- Pakai ATR Biar Lebih Objektif
ATR (Average True Range) bisa jadi alat bantu penting. Misalnya, ATR harian EUR/USD ada di 40 pips. Maka trailing stop bisa ditetapkan sekitar 1,5 kali ATR, yaitu 60 pips. Dengan begitu, level stop lebih realistis sesuai kondisi pasar.
Tips Praktis Biar Gak Salah Pasang Trailing Stop
Tadi kita udah ngomong soal ATR, volatilitas, dan kapan trailing stop lebih cocok dipakai, nah sekarang giliran ngasih langkah-langkah yang bisa langsung dipraktekkan. Intinya: trailing stop itu bukan cuma soal angka tapi ini soal konteks pasar, manajemen risiko, dan disiplin. Baca tiap poinnya pelan-pelan, catat di jurnal trading, dan coba di demo dulu.
Nah biar gak bingung, kamu bisa ikutin tips di bawah ini! Pelan-pelan ya bacanya, biar ngerti dan bisa nerapin tipsnya dengan benar:
- Atur Trailing Stop Jangan Terlalu Sempit!
Kalau jarak trailing stop terlalu dekat, posisi gampang kena "noise" pasar—apalagi di session dengan spread lebar atau waktu rilis berita. Contohnya: kalau kamu pasang trailing stop 10 pips di EUR/USD saat volatilitas harian 40 pips, kemungkinan besar stop bakal tersentuh sebelum tren sempat berkembang.
Solusi praktisnya: ukur dulu ATR atau rata-rata range candle harian, lalu kalikan dengan faktor (misal 1–2x ATR). Dengan begitu, trailing stop punya ruang gerak yang realistis tanpa mudah kena whipsaw.
- Jangan Terlalu Longgar Juga Kalo Mau Pake Trailing Stop
Sisi lain dari terlalu sempit adalah terlalu longgar. Kalau trailing stop kamu terlalu jauh dari harga, fungsi proteksinya hampir hilang—modal tetap terpapar risiko besar sampai stop akhirnya kena.
Contohnya: target kecil tapi stop jauh; risk-to-reward jadi buruk. Cara mengatasinya: tentukan toleransi risiko dalam persentase modal (misal 1–2% per trade), lalu hitung jarak stop berdasarkan ukuran posisi yang sesuai. Jadi, stop nggak cuma logis dari sudut teknikal, tapi juga sesuai manajemen risiko.
- Selalu Uji Coba Dulu Di Akun Demo
Teori yang paling jitu pun bisa gagal kalau nggak diuji. Gunakan akun demo untuk menguji beberapa setting trailing stop di kondisi pasar berbeda—tren kuat, sideways, dan saat rilis data ekonomi.
Catat metrik penting: win rate, average win/loss, dan max drawdown. Minimal lakukan 50–100 trade uji coba agar sampelnya cukup. Dari situ, kamu bakal tahu mana setting yang cocok buat gaya trading Quickers.
- Ikuti Gaya Trading Quickers
Gaya trading sangat menentukan. Scalper butuh trailing stop yang lebih ketat dan responsif; swing trader bisa pakai trailing stop lebih longgar untuk menahan fluktuasi jangka pendek. Jangan copy-paste setting orang lain tanpa adaptasi. Buat daftar prioritas strategi kamu (timeframe utama, target R:R, dan toleransi drawdown) lalu sesuaikan trailing stop berdasarkan parameter itu.
- Review Hasil Dan Catat Di Jurnal Trading
Pasang trailing stop itu step awal; evaluasi adalah yang bikin kamu berkembang. Setiap kali menutup trade, tulis entry, exit, alasan pasang trailing stop, kondisi pasar saat itu, dan hasilnya.
Lakukan review mingguan atau bulanan: apakah trailing stop sering kena karena news? Apakah setting terlalu sempit saat volatilitas naik? Dari jurnal, kamu bisa menemukan pola dan melakukan penyesuaian berbasis data, bukan feeling.
- Gabungkan Trailing Stop Dengan Manajemen Risiko Yang Jelas
Trailing stop bukan pengganti money management, dia bagian dari sistem. Selalu kombinasikan trailing stop dengan stop loss awal, ukuran posisi yang benar, dan aturan risiko per trade. Dengan sistem yang terpadu, trailing stop bekerja lebih efektif karena dia bantu ngunci profit sementara komponen lain melindungi modal.
Kapan Lebih Baik Pakai Stop Loss Daripada Trailing Stop?
Nggak semua situasi cocok pakai trailing stop. Ada kondisi di mana stop loss biasa justru lebih efektif.
- Cocok pakai stop loss kalau:
- Market sideways dan nggak ada tren jelas.
- Quickers lagi scalping dengan target kecil.
- Quickers pengen disiplin tutup posisi di level fix tanpa geser.
- Cocok pakai trailing stop kalau:
- Market trending kuat.
- Quickers nggak bisa pantau chart tiap saat.
- Tujuan utama adalah ngunci profit seiring pergerakan market.
Dengan ngerti kapan pakai yang mana, strategi trading jadi lebih fleksibel.
Kesimpulan
Beda trailing stop vs. stop loss sebenarnya gampang dipahami. Stop loss fokus ke jaga kerugian biar nggak melebar, sedangkan trailing stop lebih ke menjaga profit berjalan sambil tetap kasih ruang harga untuk berkembang. Cara menggunakan trailing stop efektif banget buat Quickers yang trading di pasar trending, tapi tetap perlu penyesuaian tergantung gaya trading.
Soal angka 5% tadi, itu belum tentu pas buat semua. Lebih baik Quickers ukur berdasarkan volatilitas atau pakai indikator kayak ATR biar lebih objektif. Jangan lupa juga buat latihan dulu di akun demo, supaya lebih siap pas eksekusi di akun real.
Kalau Quickers masih ragu, jangan pusing dulu. FOREXimf sudah nyediain akun demo gratis yang bisa Quickers pakai buat latihan tanpa risiko uang asli. Yuk, cobain langsung di FOREXimf dan uji strategi stop loss vs. trailing stop biar trading makin mantap dan terarah!
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Tải thất bại ()