Pelajari cara membaca dan menggunakan indikator volume forex untuk mengenali kekuatan tren, potensi pembalikan, dan konfirmasi sinyal entry.
Waktu pertama kali belajar forex, jujur aja saya sempat ngeremehin indikator volume. Saya pikir, “ngapain lihat volume, yang penting kan harga.” Tapi setelah beberapa kali kejebak false breakout, akhirnya saya sadar: volume itu justru salah satu “sinyal jujur” dari pasar.
Volume Forex Itu Apa Sih Sebenarnya?
Di saham, volume itu jumlah transaksi beneran. Tapi di forex, kita pakai tick volume, yaitu berapa kali harga berubah dalam satu periode.
Artinya, makin sering harga bergerak, makin ramai trader yang ikut main di pasar.
Dari situ kita bisa tahu:
- Kalau harga naik bareng volume yang ikut naik, itu tandanya buyer beneran kuat.
- Tapi kalau harga naik tapi volume malah turun, biasanya tren mulai kehilangan tenaga > bisa jadi tanda pembalikan arah.
Saya sendiri sering lihat pola ini di EUR/USD atau XAU/USD; kalau volume-nya sepi, biasanya market cuma “pemanasan”.
Cara Saya Gunakan Indikator Volume
1. Buat Konfirmasi Tren
Saya nggak pernah langsung percaya kalau harga menembus resistance. Biasanya saya lihat dulu, volume-nya naik nggak?
Kalau naik, berarti banyak trader lain juga ikut dorong harga. Jadi, baru saya berani entry. Tapi kalau volume datar, saya tahan dulu. Pengalaman pahitnya: beberapa kali saya masuk terlalu cepat di breakout “palsu”, akhirnya harga malah balik arah.
2. Baca Potensi Pergerakan Besar
Pernah satu kali di pair Gold (XAU/USD), saya lihat volume melonjak tinggi padahal harga belum banyak berubah. Beberapa jam kemudian, emas langsung terbang $20-an. Dari situ saya mulai paham, lonjakan volume bisa jadi pertanda ada yang mulai akumulasi posisi besar.
3. Pantau Divergensi Volume
Kalau harga bikin higher high tapi volume makin kecil, saya biasanya waspada. Itu sinyal klasik kalau tren mulai lelah, sering kali setelah itu muncul pembalikan arah.
Buat saya, sinyal kayak gini lebih “real” dibanding indikator yang cuma hitung data historis.
Kombinasi Favorit: Volume + RSI
Saya suka gabungin indikator volume sama RSI. RSI bantu lihat momentum, volume bantu konfirmasi apakah pergerakan itu beneran didukung pasar. Kalau RSI menunjukkan overbought tapi volume masih kuat, biasanya saya tahan posisi lebih lama.
Sebaliknya, kalau volume drop drastis, saya pilih keluar dulu. Lebih baik ambil profit kecil daripada nunggu tren patah.
Kesimpulan
Indikator volume sering disepelekan, padahal ini alat bantu yang bisa kasih “pandangan tambahan” soal kekuatan pasar. Volume nggak perlu jadi acuan utama, tapi bagus banget buat konfirmasi arah tren dan menghindari sinyal palsu.
Kalau kamu baru mulai, saran saya: Gunakan indikator volume di akun demo dulu. Amati kapan volume tinggi bikin harga benar-benar jalan, dan kapan enggak. Setelah beberapa minggu, kamu bakal mulai “ngeh” kapan pasar beneran hidup, dan kapan cuma gerak tipis-tipis.
Pendapat pribadi:
Semakin lama saya trading, semakin saya sadar: yang penting bukan banyaknya indikator, tapi seberapa paham kita sama “ritme” pasar. Dan indikator volume ini, kalau kamu ngerti cara bacanya, bisa jadi salah satu alat paling jujur buat bantu ambil keputusan.
Cek ritme pergerakan pasar di Followme, klik di sini.

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Tải thất bại ()