BSI Targetkan Bisnis Emas Capai Rp100 Triliun pada 2030

Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), Anggoro Eko Cahyo, mengumumkan target ambisius untuk mengembangkan bisnis emas hingga Rp100 triliun pada tahun 2030. Angka ini melonjak signifikan dibandingkan total bisnis emas BSI saat ini yang baru mencapai Rp17 triliun per 8 Oktober 2025.

“Saat ini total bisnis emas kami mencapai Rp17 triliun, dan kami menargetkan pada 2030 bisa mencapai Rp100 triliun,” ujar Anggoro di sela kegiatan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/10/2025).

Fokus pada Tabungan dan Cicilan Emas

Anggoro menjelaskan, portofolio bisnis emas BSI mencakup berbagai layanan seperti tabungan emas, cicilan emas, pembelian emas, serta gadai emas. Dari total tersebut, tabungan emas BSI kini telah mencapai 1,1 ton, dimiliki oleh sekitar 200 ribu nasabah.

“Per hari ini, total tabungan emas di BSI sudah 1,1 ton dari 200 ribu nasabah. Layanannya meliputi beli, jual, gadai, dan cicil emas. Selain itu, kami juga fokus pada ekosistem haji, umrah, dan Islamic lifestyle,” jelasnya.

Selain memperluas bisnis emas, BSI juga memperkuat perannya dalam ekosistem ekonomi syariah nasional, termasuk industri halal food, fashion halal, dan travel umrah.

Penguatan Sektor Sosial Lewat ZISWAF

Tak hanya bisnis komersial, BSI juga aktif mengelola dana sosial berbasis syariah melalui zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF). Dalam setahun terakhir, sekitar Rp300 miliar telah disalurkan melalui program ZISWAF BSI.

“Total penghimpunan ZISWAF kami sekitar Rp300 miliar per tahun, terdiri dari zakat korporasi Rp230 miliar, serta zakat karyawan dan umum sekitar Rp40 miliar. Dalam empat tahun terakhir, total penyalurannya sudah mencapai Rp1 triliun,” ungkap Anggoro.

Langkah ini menunjukkan komitmen BSI untuk tidak hanya memperkuat bisnis syariah komersial, tetapi juga memperluas dampak sosial dan ekonomi umat melalui pengelolaan keuangan syariah yang inklusif dan berkelanjutan.