Rupiah Melemah 0,12% di Awal Perdagangan Jumat

Nilai tukar rupiah dibuka tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Jumat (10/10/2025). Berdasarkan data Refinitiv, rupiah dibuka di posisi Rp16.560 per dolar AS, melemah 0,12% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Sehari sebelumnya, Kamis (9/10/2025), rupiah sempat menguat tipis 0,09% ke level Rp16.540 per dolar AS, berhasil keluar dari tekanan setelah beberapa hari melemah.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.00 WIB berada di level 99,368, turun 0,17%. Namun pada perdagangan Kamis, DXY sempat melonjak 0,63% ke posisi 99,538, menjadi level tertingginya sejak 1 Agustus 2025. Pergerakan rupiah hari ini masih sangat dipengaruhi oleh dinamika penguatan dolar AS, yang terdorong oleh naiknya imbal hasil (yield) obligasi AS serta pernyataan hawkish dari pejabat Federal Reserve (The Fed).

Gubernur The Fed, Michael Barr, menyebut bank sentral harus berhati-hati dalam menurunkan suku bunga karena inflasi masih berisiko bertahan lama, terutama jika dampak tarif baru mendorong harga barang naik.

Sikap hati-hati tersebut membuat pasar menunda ekspektasi penurunan suku bunga lebih cepat, mendorong kenaikan yield obligasi AS dan memperkuat permintaan terhadap dolar.

Bagi rupiah, kondisi ini menjadi tekanan tambahan karena investor cenderung menarik dana dari aset berisiko seperti saham dan obligasi Indonesia. Jika tren ini berlanjut, rupiah berpotensi melemah lebih jauh dalam jangka pendek seiring meningkatnya minat pasar global terhadap aset dolar AS.