
3 Juta XRP Dicuri! Fakta di Balik Recovery Scam Kripto
Kasus pencurian 3 juta XRP (setara sekitar Rp50 miliar) milik investor Brandon LaRoque jadi salah satu insiden kripto paling disorot tahun ini.
Nilainya memang fantastis, tapi yang lebih menarik adalah bagaimana kasus ini membuka sisi gelap self-custody dan jebakan recovery scam yang masih sering menjerat korban di dunia kripto.
Dari Pemulihan Wallet ke Kehilangan Rp50 Miliar
Brandon menggunakan Ellipal cold wallet untuk menyimpan asetnya. Namun, ketika mencoba memulihkan wallet di perangkat baru dengan memasukkan seed phrase, seluruh saldo XRP miliknya tiba-tiba raib.
Kesalahan fatalnya: seed phrase itu dimasukkan ke perangkat yang pernah tersambung ke internet — membuat wallet “dingin” berubah jadi terbuka dan rentan.
Dalam hitungan menit, aset senilai puluhan miliar rupiah lenyap. Kasus ini kemudian diselidiki oleh analis blockchain terkenal, ZachXBT.
Jejak 120 Cross-Chain Swap dan OTC Desk
Hasil investigasi ZachXBT mengungkap bahwa aset curian itu berpindah melalui lebih dari 120 cross-chain swap — teknik umum untuk mencampur dana agar sulit dilacak.
Setelah berpindah antar blockchain, aset tersebut berakhir di beberapa OTC desk yang diduga terhubung dengan Huione Group, jaringan keuangan di Asia Tenggara yang pernah masuk daftar sanksi AS.
Artinya, pelaku memahami betul cara mencuci aset digital lintas jaringan — bukan sembarang hacker amatir.
Huione Group dan Risiko Jaringan Abu-Abu
Huione Group dikenal sebagai perusahaan berbasis di Kamboja yang beroperasi di wilayah abu-abu keuangan digital lintas negara.
Jika benar dana hasil pencurian mengalir ke jaringan ini, berarti kasus ini bukan sekadar kehilangan pribadi — tapi bagian dari rantai pencucian uang global yang menantang sistem AML (anti-money laundering) dunia.
Recovery Firm Palsu: Menjual Harapan Korban
Setelah kehilangan aset, banyak korban mencari bantuan ke recovery firm yang mengaku bisa mengembalikan dana. Tapi menurut ZachXBT, 95% perusahaan recovery kripto adalah penipu.
Mereka menagih biaya di muka, mengklaim punya koneksi ke otoritas internasional, lalu menghilang begitu saja.
Tanpa sistem hukum terpusat, korban seperti Brandon tak punya jalan hukum yang jelas. Inilah sisi paling kejam dunia kripto: ketika kehilangan justru memancing penipuan baru.
Self-Custody: Aman Jika Paham Risikonya
Banyak trader berpikir self-custody = aman. Padahal, kendali penuh juga berarti tanggung jawab penuh.
Menyimpan seed phrase di cloud, menghubungkan hardware wallet ke Wi-Fi publik, atau salah langkah saat restore bisa jadi celah fatal.
Ingat, keamanan kripto bukan cuma soal alat, tapi juga kebiasaan.
Pelajaran untuk Trader Indonesia
Kisah Brandon jadi pengingat penting buat trader di Indonesia.
🔸 Gunakan cold wallet hanya di perangkat benar-benar offline.
🔸 Jangan pernah membagikan seed phrase ke siapa pun.
🔸 Abaikan tawaran “pemulihan instan” dari pihak tak dikenal.
Dalam dunia kripto, disiplin pribadi adalah benteng pertama melawan kehilangan aset.
Belajar Langsung dari Komunitas Trader
Di Followme.com, ribuan trader saling berbagi pengalaman nyata soal keamanan wallet, strategi trading, dan cara melindungi aset digital.
Jangan tunggu sampai kehilangan — pelajari cara mengamankan aset dari mereka yang sudah pernah mengalaminya.
📊 FAQ Seputar Keamanan Wallet
Apa beda cold wallet dan hot wallet?
Apa itu seed phrase dan kenapa penting?
Apakah wallet ponsel aman?
Apa itu cross-chain swap?
Bagaimana hindari recovery firm palsu?
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.


Tải thất bại ()