Energi Terbarukan Kian Jadi Andalan, Bappebti Kupas Tuntas Perdagangan Rec

avatar
· Views 11

Energi Terbarukan Kian Jadi Andalan, Bappebti Kupas Tuntas Perdagangan Rec

SIARAN PERS

Biro Hubungan Masyarakat

Gd. I Lt. 2, Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711

www.kemendag.go.id

 

Energi Terbarukan Kian Jadi Andalan, Bappebti Kupas Tuntas Perdagangan Rec

 

 

Energi Terbarukan Kian Jadi Andalan, Bappebti Kupas Tuntas Perdagangan REC

 

Kabupaten Tangerang, 16 Oktober 2025 – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan turut mendukung pengembangan ekonomi hijau dalam industri Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) melalui inovasi produk Renewable Energy Certificate (REC). Salah satu langkah strategis Bappebti dalam mendorong literasi dan peningkatan transaksi REC yaitu melalui penyelenggaraan seminar bertema “Kupas Tuntas Perdagangan Renewable Energy Certificate (REC) di Bursa Berjangka” pada gelaran Trade Ekspor Indonesia (TEI) ke-40 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (16/10).

Kepala Bappebti, Tirta Karma Senjaya menyampaikan bahwa perdagangan REC menjadi salah satu inovasi penting dalam mendukung program pemerintah terkait penggunaan energi baru terbarukan untuk memperkuat ekonomi hijau. “Melalui perdagangan REC di Bursa Berjangka, kita bukan hanya menciptakan produk baru, tetapi juga mendorong penerapan energi bersih secara berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi karbon (net zero emission),” ungkapnya.

 

Kesadaran akan pentingnya ekonomi hijau telah menjadi komitmen banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. “Diskusi REC dalam forum ini bertujuan untuk memperkenalkan REC kepada masyarakat dan menjadi ajang untuk menyampaikan kepada masyarakat internasional bahwa Indonesia memiliki komitmen kuat dalam mendukung kampanye net zero emission tersebut,” lanjut Tirta.

Kegiatan seminar ini dihadiri oleh lebih dari 50 peserta berasal dari pelaku usaha PBK, asosiasi, dinas terkait, serta masyarakat umum. Sekretaris Bappebti, Ivan Fithriyanto menyampaikan bahwa pelaksanaan seminar pada ajang Trade Expo Indonesia ini sejalan dengan tujuan REC untuk mendukung pemenuhan kewajiban penggunaan energi bersih oleh eksportir. Kegiatan ini menjadi sarana edukatif yang penting dalam memperluas literasi masyarakat mengenai PBK, khususnya tentang perdagangan REC yang tengah berkembang di Indonesia. “Selain itu, melalui kegiatan ini, diharapkan transaksi perdagangan REC di Bursa Berjangka yang diawasi Bappebti akan terus meningkat,” ungkap Ivan.

 

Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut Analis Perdagangan Ahli Utama, Sahudi dan Direktur Utama PT Indonesia Commodity Derivatives Exchange (ICDX), Fajar Wibhiyadi, serta dimoderatori oleh Danny Agus Setianto, Analis Perdagangan Ahli Madya Kemendag.

 

Dalam paparannya, Sahudi menjelaskan bahwa perdagangan REC diatur melalui Peraturan Bappebti Nomor 11 Tahun 2024 tentang Tata Cara Pelaksanaan Perdagangan Pasar Fisik Tenaga Listrik Terbarukan di Bursa Berjangka. Regulasi tersebut menjadi payung hukum pelaksanaan perdagangan pasar fisik tenaga listrik yang bersumber dari energi terbarukan agar berjalan teratur, wajar, efisien, efektif, dan transparan dengan tetap mengedepankan perlindungan terhadap nasabah. “Dengan sistem yang tertata, kepercayaan pasar dapat tumbuh, dan volume transaksi REC akan meningkat,” jelas Sahudi.


Lebih lanjut, Sahudi menjelaskan bahwa manfaat perdagangan REC di Bursa Berjangka antara lain terciptanya manajemen risiko dan stabilitas harga, mendorong peningkatan produksi listrik dari energi terbarukan, meningkatkan efisiensi pasar dan likuiditas, memfasilitasi investasi serta pembiayaan sektor energi bersih, serta mendukung kebijakan pemerintah dalam mencapai target transisi energi nasional.

 

Sahudi menambahkan, tantangan dalam perdagangan kontrak REC di Indonesia antara lain karena perdagangan kontrak REC di Indonesia masih bersifat voluntary. “Melalui kegiatan ini, Bappebti berharap literasi dan pemahaman masyarakat terhadap perdagangan REC makin meningkat, sehingga dapat memperluas partisipasi dalam transaksi energi hijau serta memperkuat peran Indonesia dalam perdagangan komoditas berkelanjutan di tingkat global,” lanjut Sahudi.

Sementara itu, Direktur Utama PT ICDX, Fajar Wibhiyadi menjelaskan bahwa sebagai Bursa Berjangka yang menyelenggarakan perdagangan REC, ICDX berkomitmen untuk menciptakan ekosistem perdagangan REC yang transparan, efisien, dan terpercaya agar dapat menjadi motor penggerak ekonomi hijau di Indonesia.

 

Menurut Fajar, peluang perdagangan REC di Indonesia sangat besar mengingat potensi produksi energi terbarukan mencapai 3.686 GW yang antara lain bersumber dari panas bumi, air, surya, dan biomassa. Ke depan, terbuka peluang pemanfaatan REC sebagai instrumen dalam penerapan kebijakan Renewable Portfolio Standards (RPS), serta perdagangan lintas batas (cross-border) bagi Indonesia dalam pasar REC regional ASEAN.

 

Meski demikian, tantangan masih dihadapi, terutama karena belum banyak pelaku pasar yang memahami konsep dan manfaat REC, serta perdagangan REC masih bersifat sukarela. Untuk itu, ICDX terus melakukan peningkatan literasi dan edukasi kepada masyarakat, penerapan sistem perdagangan dan pelaporan REC yang cepat, transparan, dan terintegrasi dengan lembaga kliring, serta kolaborasi aktif dengan pemerintah dan pelaku usaha energi terbarukan.

ICDX berkomitmen untuk terus meningkatkan literasi perdagangan REC agar transaksi kontrak ini makin berkembang. Kolaborasi dengan Bappebti dan pemangku kepentingan, masyarakat, asosiasi, dan media tentu menjadi kunci agar perdagangan REC benar-benar mampu berkontribusi nyata bagi perdagangan dan perekonomian Indonesia,” pungkas Fajar.

 

REC menjadi hal baru dan menarik bagi masyarakat. Pengaturan, mekanisme, dan manfaat dari REC dikupas dengan baik, sehingga peserta dapat memahami arti penting REC dalam mendukung peran Indonesia dalam ekonomi hijau. Kami berharap, ke depan terus dilakukan literasi terkait REC bagi masyarakat,” ujar Dedi, salah satu peserta seminar yang berasal dari Jakarta.

 

--selesai--

 


Informasi lebih lanjut hubungi:

N.M. Kusuma Dewi

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan

Email: [email protected]


Ivan Fithriyanto Sekretaris

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan

Email: [email protected]

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest