Laba Industri China Melonjak Karena Pejabat Meningkatkan Tindakan Keras Terhadap Kelebihan Kapasitas

     Laba industri China tumbuh pada laju tercepat dalam hampir dua tahun pada bulan September, menandai kenaikan bulan kedua berturut-turut dan menandakan langkah-langkah yang telah lama ditunggu-tunggu yang dirancang untuk mengekang kelebihan kapasitas dan menyeimbangkan kembali perekonomian mungkin mulai membuahkan hasil.

     Pada bulan Juli, para pemimpin puncak berjanji untuk mengambil langkah-langkah guna mengatasi perusahaan-perusahaan yang merugi dan tidak efisien, didorong oleh meningkatnya kekhawatiran akan deflasi yang mengakar di ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut, yang dipicu oleh perang harga yang brutal dan lemahnya permintaan domestik.

     Para analis mengatakan pergeseran kebijakan Beijing, yang terjadi ketika tarif AS membebani ekspor, sama saja dengan membalikkan penggunaan pinjaman murah selama bertahun-tahun untuk menopang lapangan kerja dan menopang perekonomian provinsi. Memberikan alasan bagi para pembuat kebijakan untuk optimis, laba industri naik pada tingkat tahunan sebesar 21,6% pada bulan September, laju tercepat sejak November 2023, menyusul lonjakan 20,4% pada bulan Agustus, data dari Biro Statistik Nasional menunjukkan pada hari Senin.

     Laba industri tumbuh 3,2% selama periode Januari-September. Angka-angka tersebut mencakup perusahaan-perusahaan dengan pendapatan tahunan minimal 20 juta yuan ($2,81 juta) dari operasi utama mereka. Meskipun demikian, ekonomi China yang bernilai $19 triliun masih jauh dari stabil, terbebani oleh kemerosotan properti yang berkepanjangan, pasar tenaga kerja yang rapuh, dan pemerintah daerah yang terlilit utang besar.

     Produk domestik bruto tumbuh 4,8% pada periode Juli-September, melambat dari 5,2% pada kuartal kedua, sebagaimana diumumkan para pejabat pekan lalu, yang terus menekan para pembuat kebijakan untuk meluncurkan lebih banyak stimulus guna menopang momentum.

     Dan meskipun tingkat pertumbuhan tersebut membuat China tetap berada di jalur yang tepat untuk mencapai targetnya sekitar 5% tahun ini, ketergantungan ekonomi pada permintaan eksternal di tengah meningkatnya ketegangan dagang dengan Washington menimbulkan pertanyaan apakah laju tersebut dapat dipertahankan, begitu pula ketergantungannya pada perusahaan-perusahaan besar milik negara.

     Laba perusahaan sektor swasta naik 5,1% dalam sembilan bulan pertama tahun ini, meskipun analis mencatat angka tersebut dipengaruhi oleh beberapa perusahaan besar, termasuk perusahaan baterai kendaraan listrik China CATL, yang laba bersihnya melonjak 41,2% dari tahun ke tahun. Perusahaan milik negara mencatat penurunan laba sebesar 0,3% selama periode yang sama, menurut data tersebut.

     Banyak perusahaan yang sangat rentan terhadap lonjakan harga komoditas global baru-baru ini dan tidak dapat dengan mudah memberhentikan karyawan untuk meningkatkan margin, kata para ekonom. Konsumen China terus menghindari pengeluaran diskresioner. Produsen obat tradisional China swasta terkemuka, Zhangzhou Pientzehuang Pharmaceutical, melaporkan penurunan laba bersih kuartal ketiga sebesar 28,8%, menandai penurunan kuartalan kedua berturut-turut.

     Para pemimpin negara pekan lalu menegaskan kembali upaya untuk menyeimbangkan kembali perekonomian menuju permintaan domestik dalam rencana lima tahun baru pemerintah. Namun, negara itu tampaknya masih memandang sektor manufakturnya yang besar sebagai hal yang penting untuk mempertahankan pertumbuhan, meskipun semakin banyak mitra dagang yang mengancam tarif karena frustrasi terhadap ketidakseimbangan struktural ekonomi.(Reuters)