
Isu redenominasi Rupiah kembali mencuat. Pemerintah, DPR, dan Bank Indonesia tengah membahas rencana menghapus tiga nol pada nominal Rupiah, dari Rp1.000 menjadi Rp1.
Tujuannya untuk membuat sistem keuangan lebih efisien dan memperkuat citra Rupiah.
Namun, wacana ini memunculkan perdebatan — dari kesiapan sistem hingga dampaknya pada stabilitas ekonomi.
Apa Itu Redenominasi dan Mengapa Didorong Sekarang
Redenominasi berarti penyederhanaan nilai nominal uang tanpa mengubah daya belinya. Artinya, seribu rupiah akan menjadi satu rupiah, tetapi harga barang tetap sama.
Rencana ini sudah dibahas sejak 2010, namun belum dijalankan karena kondisi ekonomi belum stabil. Kini, dengan inflasi yang terkendali dan ekonomi yang pulih, wacana ini kembali dihidupkan. Pemerintah menargetkan RUU Redenominasi Rupiah rampung pada tahun 2027.
Tiga Pandangan yang Berbeda
Perbedaan pandangan ini menggambarkan dilema antara kecepatan implementasi dan kesiapan ekonomi. Pemerintah fokus pada momentum tepat, BI menekankan stabilitas makro, sementara Kemenkeu melihatnya sebagai simbol kemajuan sistem keuangan nasional.
Potensi Manfaat dan Risiko Redenominasi
| Potensi Manfaat | Potensi Risiko |
| Meningkatkan citra Rupiah di mata internasional | Risiko kebingungan publik saat masa transisi |
| Efisiensi sistem pembayaran dan akuntansi | Potensi kenaikan biaya penyesuaian harga dan sistem |
| Menyederhanakan transaksi dan laporan keuangan | Risiko psikologis: masyarakat merasa nilai uang turun |
Kebijakan ini bisa menjadi langkah strategis untuk memperkuat kepercayaan terhadap Rupiah — asalkan dijalankan pada waktu yang tepat dan disertai edukasi publik yang kuat.
Perjalanan & Status Rencana Redenominasi
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyebut RUU tentang Perubahan Harga Rupiah atau Redenominasi Rupiah masih berada dalam daftar panjang (long list) Program Legislasi Nasional (Prolegnas). Artinya, pembahasannya belum akan disahkan dalam waktu dekat.
Menurut Anggota Komisi XI DPR Martin Manurung, jika pemerintah menargetkan rampung pada 2027, maka RUU ini kemungkinan baru akan masuk daftar prioritas pada tahun 2026. Ia menegaskan bahwa sebelum RUU disahkan, pemerintah perlu memastikan stabilitas ekonomi, inflasi yang terkendali, dan kesiapan teknis.
Dengan demikian, perjalanan RUU ini masih panjang. Prosesnya akan melibatkan rapat tahunan antara pemerintah dan Baleg DPR untuk menentukan prioritas legislasi, termasuk apakah RUU redenominasi akan dibahas lebih lanjut.
Dampak ke Pasar Forex & Trader
Bagi trader forex, redenominasi tidak secara langsung memengaruhi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS karena kebijakan ini tidak mengubah fundamental ekonomi.
Namun, persepsi pasar tetap berperan besar. Wacana ini bisa memicu fluktuasi jangka pendek akibat spekulasi, terutama jika pasar global menilai langkah ini sebagai sinyal optimisme atau kekhawatiran transisi.
• Perhatikan pernyataan resmi dari BI & Kemenkeu terkait tahapan implementasi.
• Volatilitas USD/IDR bisa meningkat saat uji publik.
• Gunakan momentum ini untuk memahami sentimen makro, bukan sekadar teknikal.
📊 FAQ — Redenominasi Rupiah
Apa itu redenominasi Rupiah?
Apakah nilai uang masyarakat akan turun?
Kapan rencana ini dimulai?
Apakah redenominasi sama dengan sanering?
Apa dampaknya bagi trader forex?
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.


Tải thất bại ()