Bank Sentral AS, Federal Reserve pada hari Rabu (26/Januari) atau Kamis dini hari WIB mempertahankan suku bunga acuan pada level 0.25 persen, atau telah sesuai dengan ekspektasi ekonom dalam jajak pendapat sebelumnya. Namun, The Fed secara jelas telah mengisyaratkan akan melakukan rate hike pada bulan Maret mendatang menyusul inflasi yang terus meninggi dalam  beberapa waktu terakhir.
 
  
 
“Dengan inflasi jauh diatas level 2 persen dan kondisi pasar tenaga kerja AS yang semakin solid, maka Komite pembuat kebijakan The Fed mengharapkan untuk segera melakukan kenaikan suku bunga pada pertemuan selanjutnya (bulan Maret)”, bunyi pernyataan The Fed seusai pengumuman suku bunga.
Maret dipilih oleh The Fed untuk menaikkan suku bunga karena pada bulan itu program tapering off resmi berakhir. Perlu diketahui, pada bulan Desember 2021, The Fed memutuskan untuk mengandakan nilai tapering dengan tujuan mengakhiri program tapering pada bulan Maret 2022.
Pernyataan kebijakan moneter diatas sejatinya telah sesuai dengan ekspektasi pasar. Namun, konferensi pers yang dilakukan oleh ketua The Fed, Jerome Powell semakin menegaskan pandangan pasar bahwa Bank Sentral AS itu sekarang telah bergeser ke sikap hawkish yang lebih agresif.
Inflasi yang sangat tinggi telah memaksa The Fed meninggalkan narasi lama “tekanan harga hanya bersifat sementara”. Ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran menjadi biang kerok lonjakan inflasi AS sejauh ini. Selain itu, pasar tenaga kerja yang kian solid yang ditandai tingkat pengangguran AS turun dibawah 4 persen, level pra-pandemi. Kondisi ini menjadi katalis lain bagi The Fed untuk segera melakukan rate hike dalam waktu dekat.
Respon pelaku pasar beragam seusai pengumuman kebijakan The Fed tadi malam. Wall Street bertaruh bahwa kenaikan suku bunga bulan Maret akan diikuti oleh tiga kenaikan lagi tahun ini yang diawali dengan mengurangi balance sheet pada musim panas mendatang. Beberapa pelaku pasar lainnya bahkan menyuarakan keprihatinan bahwa pengurangan neraca balance sheet dan kenaikan suku bunga pada saat yang sama mungkin akan menjadi pil yang sulit untuk ditelan pasar.
“Saya pribadi ingin melihat kenaikan Fed sekali dan kemudian menggunakan neraca versus kenaikan suku bunga ... Melakukan keduanya secara bersamaan bisa sangat sulit untuk pasar," John Luke Tyner, manajer portofolio di Aptus Capital Advisors.
Pernyataan hawkish The Fed tadi malam langsung mendorong penguatan dolar AS melawan mata uang utama. Kondisi ini tercermin dari indeks DXY yang berada pada kisaran 96.48 atau menguat 0.54 persen secara harian. Prospek kenaikan suku bunga The Fed yang cerah membuat dolar lebih menarik dimata investor dibandingkan mata uang lainnya.
  
 
Được in lại từ SeputarForex, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.



Tải thất bại ()