Data inflasi ini dirilis oleh biro statistik tenaga kerja AS, mengukur persentase perubahan data CPI dibandingkan periode sebelumnya. Pada saat yang sama akan dirilis CPI total dan CPI inti (Core CPI) yang tidak termasuk harga makanan dan energi, masing-masing untuk month over month (m/m) yang dibandingkan dengan data bulan sebelumnya dan year over year (y/y) yang dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya.
Keduanya berdampak tinggi terutama data y/y. The Fed memperhatikan data CPI total y/y dan CPI inti y/y sebagai acuan inflasi tahunan AS. Laju inflasi baik yang tahunan (y/y) maupun bulanan (m/m) selalu menjadi fokus pada setiap FOMC meeting, sehingga data inflasi setiap bulan akan menjadi salah satu pertimbangan penting bagi The Fed untuk memutuskan kenaikan suku bunga.
Bulan Desember 2021 lalu CPI total y/y naik menjadi +7.0%, sesuai dengan perkiraan dan yang tertinggi sejak bulan Juni 1982. Untuk basis bulanan (m/m) CPI total naik 0.6%, lebih tinggi dari perkiraan +0.5%, tetapi yang terendah dalam 3 bulan terakhir.
Naiknya inflasi tahunan bulan Desember terutama disebabkan oleh meningkatnya harga gasoline hingga 49.6%, kendaraan bermotor bekas (+37.3%), kendaraan bermotor baru (+11.8%), harga makanan (+6.3%), pakaian (+5.8%), sewa tempat tinggal (+4.1%) dan pelayanan kesehatan (+2.5%). CPI inti y/y bulan Desember 2021 naik menjadi +5.5%, juga lebih tinggi dari perkiraan +5.4%, dan yang tertinggi sejak bulan Februari 1991. Sementara CPI inti m/m naik 0.6%, lebih tinggi dari perkiraan dan bulan sebelumnya yang naik 0.5%.
Untuk bulan Januari 2022 diperkirakan CPI total y/y akan kembali naik menjadi +7.3%, CPI inti y/y akan naik menjadi +5.9%, CPI total dan CPI inti m/m diperkirakan +0.5%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.
Jobless Claims mengukur jumlah klaim tunjangan pengangguran selama minggu lalu, dan merupakan data fundamental paling awal yang berhubungan dengan jumlah tenaga kerja. Data Jobless Claims juga indikator awal bagi pengeluaran konsumen yang akan mempengaruhi tingkat inflasi. Ada 2 data yaitu Initial Jobless Claims dan Continuing Jobless Claims. Initial Jobless Claims mengukur jumlah mereka yang baru pertama kali menerima tunjangan pengangguran dan lebih berdampak. Indikator Jobless Claims biasanya mengacu pada data initial.
Minggu lalu, Jobless Claims AS berkurang 23,000 menjadi 238,000 klaim, lebih rendah dari perkiraan 245,000 klaim, dan yang terendah dalam 3 minggu terakhir. Sementara itu klaim rata-rata dalam 4 minggu terakhir naik menjadi 255,000 klaim, tertinggi sejak pertengahan bulan November 2021.
Untuk minggu ini diperkirakan klaim tunjangan pengangguran akan turun menjadi 227,000 klaim. Hasil rilis yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.
Indikator yang dirilis setiap kuartal oleh RBNZ ini menunjukkan harapan pelaku bisnis pada tingkat inflasi tahunan di Selandia Baru selama 2 tahun mendatang. Indikator ini dibuat berdasarkan survey terhadap 100 konsumen.
Pada kuartal keempat 2021 lalu diharapkan inflasi tahunan Selandia Baru naik 2.96%, lebih tinggi dari perkiraan yang 2.40%, dan yang tertinggi sejak tahun 1991. Untuk kuartal pertama tahun 2022 diperkirakan +3.11%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan NZD.
Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.
Được in lại từ SeputarForex, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()