Oleh Gina Lee
Investing.com - Dolar AS naik pada Jumat (04/03) pagi di Asia, tetapi euro akan mengalami minggu terburuknya terhadap mata uang AS dalam waktu sembilan bulan. Invasi Rusia ke Ukraina dan harga komoditas yang lebih tinggi sebagai dampaknya terus menekan ekspektasi pertumbuhan ekonomi Eropa.
Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik 0,19% menjadi 97,975 pukul 10.55 WIB.
Pasangan USD/JPY turun tipis 0,09% di 115,36. Data ekonomi Jepang yang dirilis sebelumnya menunjukkan rasion pekerjaan/lamaran tercatat sebesar 1,2 dan tingkat pengangguran mencapai 2,8% pada Januari 2022.
Pasangan AUD/USD naik tipis 0,1% ke 0,7336 setelah penjualan ritel Australia tumbuh 1,8%. Harga komoditas yang lebih tinggi karena invasi Rusia telah membantu dolar Australia yang lebih berisiko untuk terus naik selama beberapa minggu terakhir.
Pasangan NZD/USD naik tipis 0,09% menjadi 0,6806. Rupiah naik tipis 0,01% di 14.384,0 per dolar AS hingga pukul 11.07 WIB.
Pasangan USD/CNY stabil di 6,3204 dan pasangan GBP/USD turun tipis 0,06% ke 1,3338 pukul 11.58 WIB.
Dalam sebuah langkah yang memperdalam krisis di Ukraina, pasukan Rusia menembaki pembangkit listrik bertenaga nuklir Zaporizhzhia di Enerhodar, Ukraina sebelumnya. Rusia juga terus mengepung dan menyerang kota-kota Ukraina pada hari kedelapan invasinya, yang dimulai pada 24 Februari. Serangan juga termasuk kota pelabuhan timur Mariupol, yang telah dibombardir berat.
Pembangkit nuklir terbesar dari jenisnya di Eropa dilaporkan terbakar, yang mendorong dolar Australia. Berita itu mengirim EUR/USD jatuh lebih lanjut 0,35% menjadi $1,1025, sempat mencapai level terendah sejak Mei 2020. Mata uang tunggal telah kehilangan 1,84% dalam seminggu, minggu terburuk sejak Juni 2021. Dolar AS juga jatuh terhadap yen safe haven tetapi naik terhadap mata uang lainnya.
"Perang ini akan menghancurkan Ukraina. Adapun Rusia, implikasi jangka pendek dan jangka panjangnya pasti akan merugikan ekonomi. Tetapi negara-negara Uni Eropa juga akan menjadi salah satu yang paling terkena sanksi ini," kata analis ING kepada Reuters.
Efek dari lonjakan harga energi dan gas dapat mengganggu rebound konsumsi industri dan swasta yang telah diperkirakan setelah pelonggaran pembatasan COVID-19 dan juga kemungkinan akan memperlambat normalisasi kebijakan European Central Bank. "Pada pertemuan ECB minggu depan, petunjuk kenaikan suku bunga tidak diragukan lagi," tambah mereka.
Di seberang Atlantik, Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak COVID-19 dimulai ketika mengumumkan keputusan kebijakannya pada 15 Maret mendatang. Ketua Fed Jerome Powell menegaskan dalam hari kedua kesaksiannya di depan Kongres AS bahwa ia akan mendukung kenaikan awal suku bunga seperempat poin persentase.
Được in lại từ investing_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

 


Tải thất bại ()