Pasardana.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan akhir pekan lalu (1/4), IHSG ditutup menguat 7,32 poin (+0,10%) ke level 7.078,76.
IHSG melanjutkan penguatan didorong foreign net buy yang terus berlanjut di pasar saham domestik.
Di sisi lain, pelaku pasar terus mencerma, rencana pengetatan kebijakan moneter AS dan perkembangan Rusia-Ukraina.
Dari sisi makro domestik, BPS merilis data inflasi Indonesia (Mar-22) sebesar 0,66 mtm, dari posisi deflasi 0,02% (Feb-22). Kenaikan inflasi (Mar22) lebih tinggi disebabkan naiknya harga cabai merah, LPG, dan minyak goreng.
Sebagai catatan, sepekan terakhir IHSG berhasil menguat 1,09% dengan net foreign buy sebesar Rp4,60 triliun.
Sementara itu, Wall Street diperdagangan akhir pekan lalu (01/4), ditutup menguat karena pelaku pasar mencerna banyak rilis data sambil melihat ke depan untuk kebijakan moneter yang lebih ketat.
Laporan ketenagakerjaan terbaru menunjukkan pengusaha AS mempekerjakan lebih sedikit pekerja dari yang diharapkan pada bulan Maret, tetapi tingkat pengangguran turun ke level terendah dua tahun mencapai 3,6% dan pertumbuhan upah dipercepat lagi.
Sementara itu, data manufaktur Maret dari ISM berada di bawah ekspektasi. Pasar kerja yang lebih ketat dan inflasi yang melonjak membuka jalan bagi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 bps di bulan Mei.
DJIA (+0,40%), S&P 500 (+0,34%), dan Nasdaq (+0,29%).
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung mixed,” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset yang dirilis Senin (04/4/2022).



Tải thất bại ()