Bisnis.com, JAKARTA – Produksi dan ekspor minyak dari ladang minyak El Feel Libya terhenti setelah pengunjuk rasa berkumpul di lokasi dan menuntut penggulingan Perdana Menteri Abdul Hamid Dbeibah.
Penutupan ladang minyak yang memproduksi sekitar 65.000 barel minyak mentah per hari tersebut menjadi salah satu hambatan terbaru yang menghantam industri minyak anggota OPEC di tengah krisis politik yang memburuk.
Dilansir Bloomberg, produksi rata-rata minyak mentah Libya turun menjadi hanya 1 juta barel per hari dari hampir 1,2 juta pada tahun 2021.
Penurunan itu membuat Libya kehilangan potensi pendapatan hingga jutaan dolar dan terjadi ketika pasar minyak global sudah ketat, dengan harga minyak mentah Brent melonjak di atas US$110 per barel setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Ladang El Feel terletak di dekat Sharara, ladang terbesar Libya. Minyak mentah dari El Feel biasanya dikirim dari pelabuhan Zawiya dan Mellitah. Masih belum diketahui apakah pengiriman dari kedua terminal memiliki penyimpanan minyak tersebut akan dikurangi atau tidak.
Pemadaman listrik terjadi ketika Libya menghadapi kebuntuan konflik politik. Dbeibah menolak seruan dari beberapa anggota parlemen untuk mengundurkan diri setelah mereka menyatakan mantan menteri dalam negeri Fathi Bashagha sebagai perdana menteri pada Februari.
Awal bulan ini, perwakilan komandan timur Khalifa Haftar mundur dari komite militer nasional untuk memastikan gencatan senjata. Mereka juga mengatakan Haftar harus memblokir ekspor minyak.
Được in lại từ bisnis, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()