
KOMPAS.com - Meski akan segera diresmikan, pro kontra mengenai Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) masih saja terus bergulir hingga saat ini, dari mulai pembengkakan biaya investasi hingga penggunaan duit APBN di proyek ini.
Pemerintah Indonesia dan China belum lama ini telah menyepakati angka pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sebesar 1,2 miliar dollar AS. Dengan demikian, total biaya proyek yang berlangsung sejak 2016 itu kini membengkak jadi 7,27 miliar dollar AS
Padahal, pihak China pada mulanya menyodorkan proposal kalau investasi proyek KCJB sebesar 5,5 miliar dollar AS alias lebih murah dari tawaran pihak Jepang.
Selain itu, Pemerintah Indonesia juga kini tengah menegosiasikan pinjaman tambahan, termasuk tingkat bunga, dari pihak China untuk menutup pembengkakan tersebut.
Baca juga: Ironi Kereta Cepat: Kereta Mewah, tapi Tiketnya Bakal Disubsidi APBN
Kabar teranyar, Presiden Joko Widodo memastikan negara akan memberikan subsidi tiket Kereta Cepat Jakarta Bandung. Tujuannya, agar masyarakat terdorong menggunakan kereta peluru sehingga diharapkan bisa mengurangi angka kemacetan.
Pemegang saham KCJB
Sebagai informasi saja, KCJB sendiri merupakan proyek awalnya digadang-gadang murni business to business yang digarap secara bersama-sama BUMN Indonesia dan China. Dengan kata lain, pemerintah sama sekali tidak terlibat di dalam pembiayaannya, meski akhirnya hal ini diralat.
Pemilik KCJB adalah PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Perusahaan ini juga yang nantinya akan menanggung utang dari China beserta beban bunganya.
Konsorsium ini melibatkan sembilan perusahaan. Dari Indonesia ada empat BUMN yaitu Wijaya Karya, Jasa Marga, Perkebunan Nusantara VIII, dan KAI sebagai pemimpin konsorsium.
Baca juga: Jokowi Bakal Subsidi Tiket KCJB, Dulu Janjinya Tanpa APBN
Sedangkan dari China adalah China Railway International Company Limited, China Railway Group Limited, Sinohydro Corporation Limited, CRRC Corporation Limited, dan China Railway Signal and Communication Corp.
BUMN dari Indonesia lalu membentuk badan usaha bernama PT Pilar Sinergi BUMN dan dari China membentuk China Railway. Lalu kedua perusahaan gabungan itu kemudian membentuk konsorsium PT KCIC.
Được in lại từ Kompas, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Tải thất bại ()