
IDXChannel - Nilai tukar rupiah melemah mendekati Rp16.300 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (10/6/2024). Mata uang Garuda melemah 0,62 persen di level Rp 16.289 terhadap the greenback.
Rupiah tumbang menyusul ketidakpastian penurunan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) imbas perekonomian negeri paman Sam yang masih kuat.

Rupiah pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level Rp16.189 per USD pada Jumat (7/6) pekan lalu.
Berdasarkan data Trading View, dalam sebulan rupiah sudah melemah 1,32 persen dan secara mingguan sudah turun 0,43 persen. Pelemahan rupiah secara year to date (YTD) melemah 5,71 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)
Pasar kini tengah cemas terhadap perubahan ekspektasi terhadap bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang hawkish dan adanya penurunan pembelian bank sentral di Asia.
Data pekan lalu menunjukkan, perekonomian AS menambah 272 ribu lapangan kerja pada Mei, hampir 100 ribu lebih banyak dari ekspektasi pasar rata-rata. Kondisi ini mendukung sinyal ketahanan di pasar tenaga kerja, sehingga membantu ekspektasi bahwa The Fed akan menunda dimulainya penurunan suku bunga.
Peluang pelonggaran kebijakan The Fed pada September kini turun tajam menjadi 55 persen dari 68 persen sebelum rilis data ketenagakerjaan tersebut.
Penguatan dolar masih menjadi ancaman bagi kinerja rupiah. Indeks dolar kini naik di atas 105 pada perdagangan hari ini, menuju level tertinggi dalam empat minggu karena investor bersiap menghadapi keputusan suku bunga The Fed dan laporan indeks harga konsumen (IHK) AS pekan ini.
Pada perdagangan menjelang akhir pekan lalu, Jumat (7/6) indeks dolar melonjak 0,8 persen setelah data pekerjaan AS yang kuat mendorong para investor memangkas ekspektasi penurunan suku bunga.
Selain itu, data menunjukkan upah pekerja AS mengalami kenaikan sebesar 0,4 persen, dua kali lipat dibanding April dan mengalahkan ekspektasi sebesar 0,3 persen.
Pasar kini hanya melihat satu kali penurunan suku bunga dari The Fed pada tahun ini, yang diperkirakan akan terjadi pada November mendatang.
Dolar juga mendapat keuntungan dari penurunan tajam euro di tengah ketidakpastian politik di Eropa setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan pemilu cepat menyusul kekalahan besar dari partai pimpinan Marine Le Pen dalam pemilu Uni Eropa pada Minggu (9/6).
Kondisi ini akan semakin memberatkan upaya Bank Indonesia (BI) dalam menstabilkan pasar keuangan dalam negeri. Melemahnya rupiah akan semakin membuat investor asing semakin enggan masuk ke pasar Indonesia.
BI mencatat berdasarkan data transaksi 3 hingga 6 Juni 2024, investor asing alias non-residen tercatat beli neto Rp2,42 triliun terdiri dari beli neto Rp4,53 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), jual neto Rp0,66 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp1,45 triliun di pasar saham.
Sepanjang 2024, berdasarkan data setelmen hingga 6 Juni 2024, tercatat beli neto sebesar Rp52,94 triliun.
Asing tercatat jual neto Rp36,02 triliun di pasar SBN, jual neto Rp8,01 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp101,34 triliun di SRBI. (ADF)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ thể hiện quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho bất kỳ quan điểm hoặc vị trí nào của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của nó, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm pháp lý nào trừ khi được cam kết bằng văn bản.
Trang web cộng đồng giao dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()