
IDXChannel - Bursa Asia dibuka merah pada perdagangan Kamis (27/6/2024) seiring investor menilai kembali prospek kebijakan moneter Bank of Japan (BOJ) di tengah depresiasi tajam yen.
Yen merosot ke level terendah dalam 38 tahun melewati JPY160 per USD.

Pasar saham Asia-Pasifik jatuh dengan saham-saham di Australia memimpin penurunan di kawasan ini karena pembacaan inflasi yang tinggi memicu kekhawatiran bahwa Reserve Bank of Australia (RBA) dapat menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan Agustus.
Saham-saham di Australia, Jepang dan Hong Kong semuanya turun lebih dari 1 persen, sementara saham-saham di Korea Selatan dan China turun pada tingkat yang lebih rendah.

Pada pukul 09.18 WIB, indeks saham Nikkei 225 Jepang tumbang 1,11 persen di level 39.226,81. Indeks Shanghai Composite turun 0,81 persen di level 2.948,48.
Lebih lanjut, indeks KOSPI Korea Selatan turun 0,48 persen di level 2.778,74 dan indeks Hang Seng Hong Kong anjlok 1,72 persen di level 17.778,57. Sementara indeks ASX 200 Australia anjlok 0,95 persen di level 7.708,7. (Lihat grafik di bawah ini.)

Dari Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,44 persen di level 6.936,39 pada pukul 09.30 WIB. Pada sesi sebelumnya, IHSG ditutup menguat 0,33 persen ke level 6.905.
Indeks Nikkei 225 Jepang kini semakin mundur dari level tertinggi tiga bulan.
Investor juga mencerna data yang menunjukkan penjualan ritel di Jepang naik 3 persen pada Mei dibandingkan tahun lalu, meningkat dari kenaikan yang direvisi naik sebesar 2,4 persen pada April dan jauh melebihi ekspektasi pasar yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 2 persen.
Saham-saham Jepang juga mengikuti pergerakan Wall Street menjelang data inflasi penting AS minggu ini yang dapat menjadi petunjuk jalur kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed).
Saham teknologi dan konsumen memimpin penurunan, dengan penurunan tajam yang dialami oleh Disco Corp (-1,2 persen), Tokyo Electron (-1,7 persen), Screen Holdings (-3,5 persen), Japan Tobacco (-3,4 persen) dan Fast Retailing (-2,2 persen).
Dari China, laba yang diperoleh perusahaan industri China naik 3,4 persen yoy menjadi CNY2,754.38 miliar dalam lima bulan pertama 2024, lebih lemah dibandingkan pertumbuhan 4,3 persen pada periode sebelumnya.
Dampak terbaru ini terjadi di tengah rapuhnya pemulihan ekonomi akibat lemahnya permintaan domestik, risiko deflasi, dan penurunan properti.
Laba perusahaan-perusahaan milik negara semakin merosot (-2,4 persen vs -2,8 persen pada Januari-April) meskipun laba di sektor swasta meningkat (7,6 persen vs 6,4 persen).
Laba juga turun pada sektor mineral non-logam (-52,9 persen), pertambangan batu bara (-31,8 persen), manufaktur peralatan khusus (-8,8 persen), dan mesin & peralatan (-6,0 persen).
Sementara itu, minyak bumi dan bahan bakar lainnya berubah dari keuntungan menjadi kerugian. Keuntungan industri tumbuh 0,7 persen di bulan Mei, jauh lebih lambat dibandingkan kenaikan 4,0 persen di bulan April. (ADF)
作者:27/06/2024 10:13 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.asia
加载失败()