
IDXChannel – Saham emiten komoditas logam, seperti tembaga, timah, hingga nikel, cenderung turun dalam lanjutan sesi I, Kamis (25/7/2024).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 11.17 WIB, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) melemah 2,75 persen ke Rp11.475 per saham, usai menguat selama dua hari beruntun.

Selain AMMN, saham PT Timah Tbk (TINS) juga terbenam di zona merah, minus 3,61 persen. Saham PT PAM Mineral Tbk (NICL) terkoreksi 3,31 persen, sedangkan PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) melorot 1,80 persen.
Lebih lanjut, saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) terdepresiasi 1,59 persen, PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) tergerus 1,39 persen, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) minus 1,15 persen.

Nama lainnya, saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) merosot 1,07 persen, PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) negatif 0,75 persen, NCKL turun 0,55 persen, dan HRUM 0,41 persen.
Tembaga ke Bawah USD9 Ribu

Diwartakan sebelumnya, harga tembaga di Bursa Logam London (LME) kembali turun pada Kamis (25/7) seiring kekhawatiran terhadap permintaan dari konsumen utama, China, membebani pasar.
Menurut data pasar, kontrak berjangka (futures) tembaga pengiriman tiga bulan di LME diperdagangkan di bawah level USD9.000 per ton untuk pertama kalinya sejak awal April.
Tembaga turun 1,91 persen, tepatnya menjadi USD8.933,50 per ton.
Kontrak tembaga paling aktif untuk pengiriman September di Bursa Berjangka Shanghai (SHFE) jatuh 2,5 persen menjadi CNY72.970 yuan (USD10.046,67) per ton, juga terendah dalam tiga setengah bulan.
Melansir dari Reuters, Kamis (25/7), penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran tentang permintaan China setelah pertemuan politik penting pekan lalu tidak mengumumkan langkah-langkah khusus untuk meningkatkan ekonomi dan memulihkan sektor properti.
Permintaan fisik untuk logam yang kerap digunakan dalam industri kelistrikan dan konstruksi ini tetap lemah di tengah tingginya persediaan.
Timah hingga Nikel Merosot
Harga nikel melemah 0,72 persen ke USD15.755 per ton, menandai level terendah dalam 5 bulan di tengah data manufaktur yang lemah dari China.
Menurut Trading Economics, meskipun terdapat sentimen bullish seperti penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (ECB), penghentian produksi di Kaledonia Baru, dan kemungkinan pencabutan izin di Indonesia, harga nikel tetap turun tajam.
Analis memprediksi tantangan akan terus berlanjut karena kelebihan pasokan di pasar, dengan perkiraan stok nikel primer total mencapai level tertinggi dalam empat tahun pada 2024, membatasi pemulihan harga yang signifikan untuk sisa tahun ini.
Harga timbal di LME turun 0,6 persen menjadi USD2.032,50 per ton, seng terdepresiasi 1,5 persen menjadi USD2.644,50, timah melorot 1,7 persen menjadi USD29.280, dan aluminium merosot 0,7 persen menjadi USD2.285,50. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()