
Sebagai bagian dari proyek Belt and Road Initiative (BRI), China memberikan pinjaman hingga miliaran dolar kepada Laos untuk membangun berbagai macam infrastruktur mulai dari kereta cepat hingga pembangkit listrik tenaga air.
Masifnya pembangunan Negeri Sejuta Gajah ini dimaksudkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Namun pinjaman ini justru malah bisa membuat negara tetangga RI itu masuk dalam jeratan utang China.
Melansir dari Kantor Berita Deutsche Welle, Kamis (25/7/2024), data perekonomian Laos terbaru menunjukkan negara itu tengah menghadapi tumpukan utang hingga US$ 13,8 miliar atau setara dengan Rp 224,55 triliun (kurs Rp 16.272/dolar AS). Jumlah ini setara dengan lebih dari 100% PDB negara tetangga RI itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari jumlah itu, US$ 10,5 miliar atau setara dengan Rp 170,85 triliun di antaranya merupakan utang luar negeri yang lebih dari 50%-nya berasal dari China. Kondisi ini menunjukkan bagaimana Negeri Tirai Bambu merupakan kreditor terbesar Laos.
"Masalahnya bukan hanya utang ke China, total utang Laos sangatlah besar. Utang itu sendiri tidak buruk jika digunakan untuk keperluan produktif, tapi utang Laos tidak. Mereka punya kelebihan kapasitas dalam pembangkit listrik tenaga air," jelas profesor di National War College, Zachary Abuza, kepada DW.
Di sisi lain, pemerintah China mengatakan pihaknya selalu melakukan yang terbaik untuk membantu Laos mengatasi beban utangnya. Sebab Laos menjalin hubungan dekat China dan mempunyai ideologi politik serupa.
Namun tetap saja Beijing terus menerima kritikan dari para ahli sebagai 'diplomasi perangkap utang'. Dengan mendanai proyek-proyek besar di negara-negara berkembang, Tiongkok bisa memiliki pengaruh yang sangat besar dan membuat negara itu bergantung secara ekonomi.
Karena itu Kementerian Luar Negeri China sering menyebut klaim tersebut sebagai narasi buatan AS yang bertujuan untuk menghalangi tujuan Beijing dalam bekerja sama dengan negara-negara berkembang.
"Tiongkok tidak bisa disalahkan. Yang harus disalahkan adalah pemerintah Laos yang mengambil terlalu banyak utang untuk proyek-proyek yang tidak memberikan keuntungan ekonomi seperti yang mereka perkirakan," kata Abuza lagi.
Permasalahan Ekonomi di Laos
Secara keseluruhan, perekonomian Laos memang sedang mengalami berbagai macam kesulitan sejak pandemi COVID. Tingginya inflasi, nilai tukar yang lemah, dan pertumbuhan PDB yang lamban membuat negara ini semakin terperosok.
Pada Juni 2024 kemarin saja, angka inflasi di Laos mencapai lebih dari 26%, sedikit naik dari angka di bulan Mei sebesar 25,7%.
Kemudian Bank Dunia juga mengatakan PDB Laos hanya tumbuh sebesar 3,7% pada 2023 dengan perkiraan sebesar 4% pada 2024 ini. Padahal sebelum pandemi, pertumbuhan negara ini bisa mencapai 5,5%.
Salah satu warga Laos, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa masyarakat umum di Laos mulai merasakan beban kemerosotan ekonomi dengan berkurangnya layanan publik, pemeliharaan jalan, pendidikan dan layanan kesehatan.
"Sejak COVID, banyak usaha kecil yang tutup, dan banyak yang belum dibuka kembali. Mereka yang memiliki lahan terpaksa menanam makanan mereka sendiri dan kembali ke mata pencaharian subsisten," katanya.
Meski begitu, banyak warga Laos ini ternyata tidak sadar negaranya memiliki banyak utang ke China. Sebab yang mereka pikirkan saat ini adalah bagaimana cara untuk bertahan hidup di tengah meredupnya ekonomi negara itu.
"Kebanyakan orang tidak mengetahui besarnya utang tersebut, dan mereka juga tidak mengaitkan utang ke China (terhadap masalah ekonomi sehari-hari mereka) karena tidak mempunyai dampak langsung terhadap kehidupan mereka," ucap warga Laos itu.
(fdl/fdl)Được in lại từ detik_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()