Pasardana.id - Emiten pertambangan, PT Vale Indonesia Tbk (IDX: INCO) mengeluarkan belanja modal sekitar US$ 61,0 juta pada triwulan II-2024, meningkat dari US$ 57,4 juta pada triwulan I-2024.
Hasilnya, INCO mencatat laba sebesar US$ 31,1 juta per kuartal II-2024 atau naik signifikan dari kuartal I-2024 yang tercatat sebesar US$ 6,2 juta.
“Laba ini muncul setelah memperhitungkan kerugian yang belum terealisasi sebesar US$ 6,1 juta atas pengakuan nilai wajar aset derivatif (hak partisipasi dalam investasi Perseroan di PT Kolaka Nickel Indonesia),” terang Febriany Eddy dalam keterangan tertulis, Senin (29/7).
Ditambahkan, "Penting untuk digarisbawahi bahwa esensi dari penyesuaian harga derivatif ini adalah kerugian yang tidak terealisasi yang bersifat non-operasional. Oleh karena itu, jika dinormalisasi, kami mencatat laba sebesar US$ 35,9 juta pada kuartal II-2024, lebih tinggi 122% dibandingkan dengan laba pada triwulan sebelumnya," bebernya.
Lebih lanjut Febriany Eddy menyebutkan bahwa Perseroan tetap berkomitmen untuk memprioritaskan peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya, memastikan daya saing jangka panjang sambil menerapkan praktik-praktik pertambangan yang baik untuk mencapai tujuannya.
"Memasuki semester kedua tahun ini, kami akan terus proaktif mendorong inisiatif penghematan biaya untuk memastikan biaya tunai per unit tetap kompetitif dalam upaya menghasilkan margin yang sehat secara berkelanjutan," jelasnya.
Diketahui, pada periode semester 1 2024, INCO membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 37,28 juta.
Jumlah tadi menunjukan penurunan sebesar 82,05% secara year on year (yoy) dari posisi US$ 207,80 juta pada periode yang sama tahun 2023.
Adapun INCO mencatat angka pendapatan sebesar US$ 478,7 juta atau sekitar Rp 7,83 triliun per semester I-2024 turun 27,34% secara year on year (yoy) dari US$ 658,90 juta pada semester I-2023.
Sedangkan secara kuartalan tercatat pertumbuhan pendapatan sebesar 8% di kuartal II-2024 menjadi sebesar 248,8 juta.
Pada kuartal I-2024 pendapatan INCO tercatat sebesar US$ 229,90 juta.
Peningkatan pendapatan ini disebabkan oleh harga realisasi rata-rata nikel yang lebih tinggi pada kuartal II-2024.
Harga realisasi rata-rata nikel meningkat 12% menjadi US$ 14.214 per ton pada kuartal II-2024, naik dari US$ 12.651 per ton pada kuartal I-2024.
Selain itu, INCO mencatat penjualan sebesar 17.505 metrik ton nikel matte per kuartal II-2024.
Angka penjualan ini turun dari sebesar 18.175 MT per kuartal I-2024.
Sejalan dengan penurunan pengiriman pada triwulan tersebut, beban pokok pendapatan Perseroan menurun dari US$ 209,8 juta pada kuartal I-2024 menjadi US$ 207,3 juta pada kuartal II-2024.
Disampaikan, penurunan total beban pokok pendapatan juga didukung oleh penurunan konsumsi bahan bakar dan batu bara pada kuartal II-2024, disertai dengan penurunan harga batu bara.
Sementara itu, kas dan setara kas Perseroan meningkat menjadi US$ 832,1 juta pada 30 Juni 2024, naik dari sebelumnya US$ 730,8 juta pada 31 Maret 2024.
“Meskipun kondisi pasar yang tidak menentu, kami tetap berkomitmen untuk mengoptimalkan kapasitas produksi, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya,” tandas Febriany Eddy.
Tải thất bại ()