
IDXChannel - Harga minyak mentah dunia melemah pada Senin (5/8) di tengah kekhawatiran akan permintaan dari importir utama dan Amerika Serikat (AS) yang melambat, kendati risiko meluasnya konflik di Timur Tengah juga menghantui pasar komoditas energi.
Menurut data pasar, pukul 07.16 WIB, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent terkoreksi 0,44 persen ke USD77,22 per barel.

Pada Jumat (2/8) pekan lalu, Brent jatuh 3,10 persen usai terdepresiasi 1,80 persen sehari sebelumnya.
Sementara, minyak jenis WTI juga melemah 0,57 persen ke USD73,81 per barel.

Kedua kontrak minyak tersebut condong bearish sejak awal Juli lalu.
Sentimen soal kabar terbaru ketegangan di Timur Tengah sejatinya bisa mengangkat harga minyak, setidaknya dalam jangka pendek.

Pada Sabtu, mengutip Wall Street Journal (WSJ), jaksa Iran mengatakan mereka membuka penyelidikan formal atas pembunuhan pemimpin politik Hamas Haniyeh.
Iran juga mengatakan kepada diplomat Arab bahwa mereka tidak peduli jika tanggapannya memicu perang, menurut orang-orang yang mengetahui percakapan tersebut.
Joe Maher, asisten ekonom di Capital Economics menilai, ieluasnya konflik masih menjadi risiko utama bagi harga minyak.
Maher menambahkan, peningkatan ketegangan lebih lanjut yang dapat mengakibatkan gangguan terhadap pasokan minyak Iran akan menimbulkan risiko kenaikan harga yang besa.
Melansir dari MT Newswires, Jumat (2/8) lalu, minyak mentah sedang menghadapi momen pasar yang menghindari aset berisiko karena ekonomi AS melambat di tengah kekhawatiran bahwa pemotongan suku bunga bank sentral Federal Reserve (The Fed) yang diharapkan pada September akan datang terlambat untuk meningkatkan ekonomi.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada Jumat melaporkan bahwa Negeri Paman Sam tersebut hanya menambah 114.000 pekerjaan bulan lalu, jauh di bawah ekspektasi kenaikan 185.000, menurut Marketwatch, dan mendorong tingkat pengangguran naik menjadi 4,3 persen dari 4,1 persen.
Dolar jatuh tajam setelah laporan tersebut dan harga obligasi pemerintah AS alias US Treasury terus naik karena pergerakan ke aset yang lebih aman. Imbal hasil pada obligasi bertenor dua tahun turun ke level terendah dalam 16 bulan.
Sementara, pasar saham global sebagian besar ditutup memerah pada Jumat.
Penurunan juga terjadi karena permintaan dari China dan India, importir nomor satu dan dua, melemah di tengah pertumbuhan yang melambat, sementara OPEC+ pada Kamis mempertahankan rencananya untuk kembali ke pemotongan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari pada kuartal ketiga, jika kondisi memungkinkan.
"OPEC+ menegaskan kembali niat mereka untuk meningkatkan produksi mulai kuartal berikutnya pada saat dua negara konsumen terbesar menunjukkan tanda-tanda melemahnya permintaan," kata Saxo Bank.
Tanda pelemahan ekonomi ini terjadi di tengah ketegangan di Timur Tengah yang terus memanas, seiring Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berjanji untuk menyerang Israel setelah pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Tehran. (Aldo Fernando)
作者:05/08/2024 07:23 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.asia
加载失败()