
IDXChannel - Investor legendaris, Warren Buffett menimbun kas cukup besar USD277 miliar atau setara Rp4.485 triliun. Angka tersebut menjadi rekor tertinggi kas yang dipegang oleh Buffett.
Posisi kas yang meningkat itu menandakan Buffett kesulitan menemukan bisnis atau saham dengan harga wajar. Pada kuartal II-2024, perusahaan investasinya Berkshire Hathaway menjual saham, termasuk Apple, dengan total nilai USD75 miliar sementara dia hanya membeli saham USD345 juta pada periode tersebut.

"Kami tentu senang untuk membelanjakannya (kas), tapi kami tidak akan belanja sampai kami pikir kami mengambil risiko yang rendah sehingga bisa menghasilkan uang cukup banyak," kata Buffett saat pertemuan tahunan pada Mei lalu, dikutip dari Bloomberg, Selasa (6/8/2024)
Di Asia, Buffett sejauh ini hanya berinvestasi di Jepang dan China. Di Jepang, Buffet mempunyai saham Mitsubishi, Itochu, Marubeni, Mitsui & Co, dan Sumitomo. Adapun di China, Oracle of Omaha itu menggenggam saham BYD.

Buffett tidak memiliki saham apapun di Indonesia. Dengan uang kas lebih dari Rp4.000 triliun, dia bisa membeli empat perusahaan terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).Keempat perusahaan di atas memiliki nilai pasar kurang dari Rp4.000 triliun.
Tentu saja, berbeda dengan teori, proses akuisisi perusahaan lebih rumit dan memerlukan negosiasi dengan pemegang saham pengendali, sehingga harganya bisa saja lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai pasar.
Jika BREN, AMMN, dan TPIA memiliki nilai pasar yang terlalu tinggi, Buffett bisa membeli perusahaan yang memiliki sejarah panjang dan teruji lainnya, seperti empat bank BUMN, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Astra Indonesia Tbk (ASII), atau PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang valuasinya lebih murah.
Berikut daftar sepuluh perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di BEI per 6 Agustus:
1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp1.233 triliun.
2. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) Rp1.064 triliun
3. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) Rp856 triliun
4. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) Rp837 triliun
5. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Rp697 triliun
6. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Rp618 triliun
7. PT Bayan Resources Tbk (BYAN) Rp562 triliun
8. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) Rp276 triliun
9. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) Rp246 triliun
10. PT Astra International Tbk (ASII) Rp187 triliun
(Rahmat Fiansyah)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()