Rekor Tertinggi Semesteran, Penjualan Batu Bara PTBA Melesat 15 Persen

IDXChannel—PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan pertumbuhan penjualan batu bara sebesar 15 persen (yoy) sepanjang semester I-2024 dengan volume 20,1 juta ton. Angka ini merupakan rekor penjualan tertinggi untuk periode semesteran. 

Sebagai pembanding periode semesteran, penjualan batu bara PTBA pada semester I-2019 tercatat sebesar 13,4 juta ton, lalu 12,6 juta ton pada semester I-2020, kemudian 12,9 juta ton di semester I-2021. 

Baca Juga:

Salurkan Pendanaan Rp611 Miliar, Pendapatan Venteny (VTNY) Melesat 49 Persen

Lalu, naik menjadi 14,6 juta ton pada semester I-2022, dan 17,4 juta ton pada periode yang sama di 2023.

“Pencapaian rekor tersebut ditopang oleh ekspor batu bara 8,5 juta ton pada Januari-Juni 2024, meningkat 20 persen secara tahunan,” kata Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PTBA, Farida Thamrin dalam Public Expose Live 2024 secara daring pada Selasa (27/8).

Baca Juga:

Harga Batu bara Fluktuatif, Adaro Minerals (ADMR) Cetak Kenaikan Pendapatan 

Sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat mencapai 11,6 juta ton, tumbuh 12 persen dibanding semester I-2023 yang tercatat 10,3 juta ton. 

Peningkatan ekspor batu bara PTBA didukung oleh realisasi produksi sebesar 18,8 juta ton dan angkutan kereta api sebesar 17,3 juta ton per semester I-2024.

Baca Juga:

Kemitraan Berderet, Solusi Sinergi Digital (WIFI) Incar Pendapatan Rp600 Miliar Tahun Ini

Perihal kinerja keuangan, pendapatan PTBA tercatat naik 4,15 persen menjadi Rp19,64 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp18,85 triliun. Secara rinci, pendapatan dari penjualan batu bara tercatat sebesar Rp19,38 triliun dan pendapatan dari aktivitas lainnya tercatat sebesar Rp254,13 miliar.

Namun PTBA mencatatkan penurunan laba bersih. Pada periode yang sama, PTBA mengantongi laba bersih Rp2,03 triliun, menurun 26,75 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp2,77 triliun.

“Kami optimistis dapat menjaga kinerja tetap positif dan sejalan dengan target hingga akhir tahun 2024," kata Farida. 

(Nadya Kurnia)