
IDXChannel – Saham PT Green Power Group Tbk (LABA) jatuh pada perdagangan Jumat (6/9/2024), mengakhiri reli kenaikan berhari-hari, di tengah munculnya kabar penawaran tender wajib (tender offer) perseroan.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.00 WIB, saham LABA turun tajam 9,68 persen atau menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) untuk emiten dalam papan pemantauan khusus (PPK) ke level Rp700 per saham.

Nilai transaksi tercatat mencapai Rp11,37 miliar dan volume perdagangan 16,24 juta saham.
Sebelum ARB, saham LABA sempat menembus auto rejection atas (ARA) PPK 10 persen sejak 2-5 September 2024.

Saham LABA sendiri baru keluar dari suspensi bursa selama 23-30 Agustus lalu usai mengalami lonjakan harga yang signifikan.
Investor memburu saham LABA sejak Mei 2024 di tengah kabar akuisisi PT Nev Stored Energy (NSE) terhadap perusahaan, yang membuat harga saham perseroan melonjak 1.300 persen.

Praktis, saham LABA menjadi salah satu top gainers di tahun ini bersama PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) yang melesat 2.600-an persen, dan PT Meratus Jasa Prima Tbk (KARW) yang meroket 10.400 persen.
Tender Offer di Bawah Harga Pasar
PT Nev Stored Energy (NSE) resmi menggelar penawaran tender wajib atau tender offer untuk membeli saham publik di PT Green Power Group Tbk (LABA).
Aksi korporasi ini dilakukan setelah NSE menjadi pengendali baru LABA menyusul akuisisi 50,75 persen.
Dalam prospektus, NSE akan membeli 303,40 juta saham publik LABA. Jumlah ini setara 27,50 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor perusahaan.
Harga pelaksanaan ditetapkan Rp121 per saham, yang jauh berada di bawah harga pasar LABA seiring lonjakan harga yang signifikan selama 2024.
Namun, seperti dijelaskan dalam keterbukaan informasi perusahaan, harga penawaran tender wajib tersebut lebih tinggi dari Rp120,64, yang merupakan harga rata-rata dari harga tertinggi harian saham yang diperdagangkan di BEI dari tanggal 2 April 2024 hingga tanggal 30 Juni 2024, yaitu 90 hari sebelum Pengumuman Pengambilalihan.
Sebagai catatan, Saham LABA tidak diperdagangkan di BEI pada periode tanggal 8 Mei 2024, 14 – 17 Mei 2024, 20 – 22 Mei 2024 dan 27-30 Mei 2024 karena perdagangan Saham Perseroan diberhentikan sementara (suspensi) oleh BEI pada tanggal-tanggal tersebut.
Sesuai dengan Penjelasan Pasal 17 huruf (a) angka (1) POJK No. 9/2018, dalam hal pada hari perdagangan bursa tidak terdapat perdagangan saham dimaksud, hari perdagangan bursa tersebut tidak dimasukkan ke dalam perhitungan harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian di BEI dalam jangka waktu 90 hari sebelum pengumuman pengambilalihan.
Oleh karena itu, kata manajemen, mengingat tidak adanya perdagangan Saham pada periode tanggal 8 Mei 2024, 14 – 17 Mei 2024, 20 – 22 Mei 2024 dan 27-30 Mei 2024, tanggal-tanggal tersebut tidak diperhitungkan dalam menentukan rata-rata harga tertinggi harian Saham yang diperdagangkan di BEI selama 90 hari sebelum tanggal Pengumuman Pengambilalihan.
“Sehingga total harga pembelian apabila seluruh saham publik dibeli oleh pengendali baru adalah sebesar Rp36,71 miliar,” kata manajemen, Kamis (5/9).
Tender offer ini dikecualikan terhadap saham yang dimiliki oleh PT Longping Investasi Indonesia (LII) yang berjumlah 240 juta atau setara 21,75 persen.
Hal tersebut karena LII memenuhi kualifikasi sebagai Pemegang Saham Utama sebagaimana dimaksud dalam POJK No. 9/2018.
Periode tender offer saham publik LABA berlangsung pada 5 September 2024 sampai 4 Oktober 2024.
Penawaran harga tender yang berada di bawah harga pasar saat ini bisa dianggap kurang menguntungkan bagi pemegang saham yang ingin menjual sahamnya, dan juga dapat memiliki dampak negatif pada persepsi pasar terhadap saham tersebut.
Namun, memang, hal tersebut tidak selalu berarti buruk bagi semua pihak.
Dalam situasi tertentu, tender offer dengan harga di bawah harga pasar bisa menjadi strategi yang bisa diwajarkan, misalnya saat penawar yakin harga saham di pasar sudah terlalu tinggi atau mereka memiliki tujuan strategis jangka panjang yang berbeda--atau seperti dijelaskan di muka, sudah sesuai dengan aturan regulator.
Rencana Green Power ke Depan
Diwartakan sebelumnya, PT Nev Stored Energy (NSE) telah menjadi pengendali baru Green Power Group Tbk setelah mengakuisisi kepemilikan mayoritas dalam tubuh perusahaan yang sebelumnya bernama PT Ladangbaja Murni Tbk.
Bersama mitranya, PT Longping Investasi Indonesia (LII), manajemen NSE menyebut, bakal menggarap sejumlah lini bisnis baru berkaitan dengan energi terbarukan melalui Green Power.
“Pengendali baru (NSE) berencana menjadi pemain kunci dalam sektor transportasi dan penyimpanan energi yang berkelanjutan,” kata manajemen, Kamis (5/9).
Fokus LABA ke depan, diakui manajemen, bakal mengarah dalam kegiatan usaha produksi baterai lithium, manajemen aset baterai (penyewaan baterai), hingga pembangunan jaringan stasiun penukaran baterai.
Tak berhenti di situ, NSE juga mengupayakan agar LABA dapat mengoperasikan stasiun tenaga surya.
Rencana kegiatan usaha ini, sambung manajemen, dapat dilakukan baik melalui LABA maupun entitas anaknya.
Sejak masuknya pengendali baru, operasional LABA bakal didukung dua anak usahanya, yakni PT Green Power Battery dan PT Sustainable Energy Development Trading.
Namun, kedua entitas ini baru efektif setelah selesainya transaksi pengambilalihan alias tender offer wajib yang baru dimulai NSE terhadap pemegang saham publik. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()