IDXChannel - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve terus menjadi pusat perhatian investor global menjelang pengumuman suku bunganya pada pertemuan 18 September 2024.
Perdebatan antarpelaku pasar adalah apakah Fed akan mengawali siklus pelonggaran moneter dengan memangkas 25 bps, atau justru bergegas dengan 50 bps. Harapannya dapat membawa ekonomi AS dalam soft-landing, saat upaya penurunan inflasi dilakukan tanpa harus merusak pertumbuhan ekonomi.
Setiap keputusan Federal Reserve sejatinya didasari dengan pertimbangan data ekonomi yang kompleks, seperti tren inflasi, data tenaga kerja, pengangguran, konsumsi, dan sejenisnya.
Baru Jumat kemarin (6/9/2024), investor menyaksikan perlambatan pertumbuhan tenaga kerja dalam rilis non-farm payrolls (NFP) sebesar 142 ribu pekerjaan baru, alias di bawah konsensus pasar sebanyak 160 ribu.
Angka ini muncul setelah pasar disuguhi data manufaktur yang juga tak sesuai ekspektasi, bahkan lebih rendah mencapai 46,8, meskipun kontraksi ini masih bersifat moderat.
Di sisi lain, tingkat pengangguran turun menjadi 4,2 persen, dari periode Juli sebesar 4,3 persen. Jumlah orang yang tidak bekerja masih sesuai ekspektasi pasar, dengan upah rata-rata per jam secara mengejutkan meningkat.
Tren inflasi yang lebih rendah, sekaligus sinyal Gubernur Fed Jerome Powell pada pidato sebelumnya, mengindikasikan jelas bahwa bank sentral bakal memangkas Fed Funds Rate (FFR) pada pertemuan minggu depan.
Pemangkasan 50 bps atau 25 bps?
Pertanyaan besar saat ini adalah seberapa besar FFR bakal dipangkas. Analis kubu 50 bps meyakini Fed dapat memulai melonggarkan biaya pinjaman agar ekonomi segera terhindar dari tekanan, meskipun peluang resesi masih jauh.
Sementara mereka yang meyakini 25 bps menilai Fed akan memulai dengan langkah normalisasi bertahap, dengan harapan dapat mengurangi kepanikan pasar
"Mereka (pengamat) melihat perlambatan pertumbuhan pekerjaan sebagai alasan potensial bagi Fed untuk memangkas 50 bps, sementara pengamat lain justru melihat serangkaian data baru-baru ini akan menjadi langkah awal menormalisasi pelonggaran moneter sebesar 25 bps," kata Head of Portfolio Management Nomura Capital, Matt Rowe, dalam catatan kepada klien.
Pagi ini waktu Indonesia, Senin (9/9), indikator FedWatch dari CME Group menunjukkan peluang sebesar 69 persen bahwa Fed akan memangkas 25 bps, sementara potensi penurunan 50 bps diapresiasi sebesar 31 persen.
Ekonom Nationwide, Kathy Bostjancic menilai Fed berpeluang besar memotong seperempat poin lantaran penurunan data tenaga kerja masih belum begitu besar.
"Saya rasa belum cukup (data) bagi Fed untuk memulai siklus penurunan suku bunga dengan mengurangi 50 bps" katanya melansir Yahoo Finance, Senin (9/9/2024).
Dalam publikasi analis di MarketWatch, Minggu (8/9/2024) menyebut pemangkasan 50 bps bukanlah pertanda baik, karena dapat menghadirkan kekhawatiran baru terkait potensi resesi.
"Karena saya yakin pada titik itu orang-orang mulai memperkirakan resesi yang lebih besar," kata Chris Graham, Head of Investment Nationwide Financial.
(DESI ANGRIANI)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()