
IDXChannel – Harga emas dunia terus menyentuh rekor tertinggi baru (all-time high/ATH) seiring pelemahan dolar di tengah ekspektasi komite kebijakan Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga yang lebih besar dari perkiraan pekan ini.
Menurut data pasar, emas spot (XAU/USD) naik 0,15 persen secara harian ke USD2.582,66 per troy ons pada Senin (16/9/2024). Emas sempat menyentuh USD2.589,71 per troy ons pada perdagangan intraday kemarin, menorehkan rekor anyar.

Dengan ini, emas sudah naik tiga hari beruntun, mengimplikasikan kenaikan 3 persen dalam sepekan.
Federal Open Market Committee (FOMC) kini diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada akhir pertemuan dua harinya yang berakhir Rabu sore waktu Amerika Serikat (AS).

Alat CME Fedwatch saat ini menunjukkan probabilitas sebesar 65 persen untuk pemotongan 50 basis poin, sementara 35 persen kemungkinan untuk pemangkasan 25 poin. Seminggu lalu, alat tersebut menunjukkan peluang 70 persen untuk penurunan suku bunga yang lebih kecil.
Menurut Saxo Bank, harga emas naik setelah satu minggu di mana harga kembali melonjak karena pelemahan dolar dan imbal hasil obligasi, serta pedagang mempertimbangkan prospek pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin.

Suku bunga yang lebih rendah menguntungkan emas karena mengurangi biaya kepemilikan logam yang tidak memberikan bunga.
Dolar melemah tajam, dengan indeks ICE dollar terakhir terlihat turun 0,31 poin menjadi 100,8.
Imbal hasil obligasi juga menurun, dengan obligasi AS bertenor dua tahun terakhir tercatat memberikan imbal hasil 3,559 persen, turun 3,6 basis poin, sementara imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun terakhir terlihat terkoreksi 0,29 poin menjadi 3,628 persen.
Data ekonomi terpenting dari AS pekan ini adalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dimulai Selasa pagi dan berakhir Rabu sore waktu setempat dengan pernyataan serta konferensi pers dari Ketua Fed, Jerome Powell.
Pandangan pasar baru-baru ini berubah sedikit lebih condong pada pemotongan suku bunga 0,5 persen, setelah sebelumnya memperkirakan pemotongan 0,25 persen lebih mungkin terjadi.
Sebuah judul berita di Wall Street Journal pada Senin berbunyi: "Pasar saham kini membutuhkan pemotongan suku bunga Fed yang lebih besar; apa pun yang kurang dari itu akan berdampak negatif."
Dalam berita akhir pekan, data ekonomi dari China menunjukkan tren negatif.
"Hal tersebut menambah seruan untuk lebih banyak stimulus pemerintah dan mendorong pasar merevisi proyeksi pertumbuhan lebih rendah," kata broker SP Angel. dikutip Kitco, Senin (16/9).
"Data yang masuk juga menunjukkan tantangan dalam mencapai target resmi pertumbuhan PDB sekitar 5 persen pada 2024."
Perlambatan dilaporkan pada sektor produksi industri dan pengeluaran konsumen.
"Sektor properti terus menjadi hambatan bagi aktivitas ekonomi dengan investasi, penjualan, dan harga yang terus menurun," kata SP Angel.
Produksi industri dan penjualan ritel pada Agustus juga lebih lemah dari yang diharapkan di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Data lemah dari China yang baru dirilis ini mungkin memberikan jeda bagi para pembeli di pasar logam mulia pada Senin, mengingat adanya kekhawatiran terhadap permintaan konsumen dan komersial dari ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. (Aldo Fernando)
作者:17/09/2024 07:22 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.asia
加载失败()