Pasardana.id - Pemerintah berencana untuk mengembangkan pembangkit listrik yang bersumber dari energi laut. Meski masih digodok, pembangkit energi laut ini ditargetkan bisa terpasang 2 gigawatt (GW) di tahun 2060.
Bocora rencana tersebut diungkap Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi dalam acara 'Solutions to Indonesia's Environmental Challenge'.
Dalam momen tersebut dirinya menyebutkan target pemanfaatan pembangkit listrik berbasis energi laut tersebut tercantum dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
"Dalam skenario net zero, penggunaan angin bertambah, lalu laut akan ada. Laut sudah mulai di-address 2 GW di tahun 2060," ungkapnya.
Dia melanjutkan, rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga gelombang laut (PLTGL) dan maupun Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) ini sedang dalam proses kerja sama dengan lembaga Internasional untuk mempelajari datanya.
"Memang laut ini sedang kita kerja samakan dengan internasional untuk bisa diambil datanya, baik dari gelombang maupun dari arus laut, maupun dari laut dalam, kita bisa manfaatkan," ujarnya.
Lebih lanjut, Kementerian ESDM mencatat total pemanfaatan energi terbarukan dari laut masih 0 persen. Padahal, potensi dari pembangkit listrik berbasis energi laut ini mencapai 63 GW.
Sedangkan untuk pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia sendiri baru sebesar 0,3% atau sekitar 13,7 GW, dari total potensi sebesar 3,4 terawatt (TW).
"EBT kita saat ini baru dipakai 0,3%, di antara 3,4 TW potensinya. Di sini pun, laut masih 0 targetnya, pemanfaatannya. Nah, ini kita harapkan itu muncul di tahun berapa nih," kata Eniya.
Diketahui, untuk merealisasikan optimalisasi sumber-sumber energi terbarukan ini hingga tahun 2030, mencapai USD 15,9 miliar untuk kapasitas 7,66 GW. Hal ini berdasarkan RUPTL.
Tải thất bại ()