
IDXChannel – Saham emiten produsen emas kembali menguat dalam perdagangan Rabu (2/10/2024) awal, seiring komoditas logam mulia acuannya kembali naik di tengah meningkatnya konflik di Timur Tengah.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.49 WIB, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) melesat 12,00 persen ke Rp280 per saham. Dengan ini, saham Grup Salim dan Grup Bakrie tersebut sudah menguat 3 hari beruntun.

Dalam sepekan, saham BRMS naik tajam 39,39 persen.
Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga menghijau, yakni sebesar 3,67 persen, memperpanjang reli kenaikan menjadi 4 hari tanpa henti.

Kemudian, saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) terapresiasi 2,74 persen, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) tumbuh 1,49 persen, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) 0,99 persen, dan PT United Tractors Tbk (UNTR) 0,55 persen.
Berbeda, saham AMMN terkoreksi 1,87 persen, sedangkan PSAB stagnan.

Harga emas dunia menguat signifikan pada perdagangan Selasa (1/10) seiring Iran melancarkan serangan rudal ke Israel sebagai aksi balasan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan sejumlah pemimpin senior lainnya yang didukung Iran.
Menurut data pasar, emas spot (XAU/USD) ditutup naik 1,10 persen ke level USD2.663,61 per troy ons, rebound dari koreksi dua hari sebelumnya. Harga emas kini masih berada di rekor tertinggi (all-time high/ATH) yang disentuh pada pekan lalu.
Mengutip The Guardian, Selasa (1/10), setelah Amerika Serikat (AS) memberikan peringatan akan serangan yang direncanakan, Iran meluncurkan 200 rudal ke Israel pada Selasa pagi, memaksa warga Israel berlindung di tempat perlindungan bom. Belum ada informasi mengenai jumlah rudal yang mencapai sasaran atau apakah serangan tersebut menyebabkan korban.
Serangan balasan ini meningkatkan risiko perang di Timur Tengah yang semakin meluas, saat Israel memulai invasi ke selatan Lebanon, menargetkan instalasi Hizbullah sambil melanjutkan operasi militernya di Gaza.
Di sisi lain, melansir dari Trading Economics, Selasa (1/10), kenaikan harga emas tertahan oleh pernyataan terbaru Ketua Federal Reserve (The Fed) AS Jerome Powell, yang mengisyaratkan, penurunan suku bunga yang signifikan tidak boleh dianggap sebagai pertanda akan adanya langkah agresif serupa di masa mendatang.
Powell memperkirakan, pemotongan suku bunga lebih lanjut kemungkinan akan lebih kecil, sekitar seperempat poin persentase.
Kemungkinan pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin pada November turun menjadi 37 persen, dari lebih dari 50 persen pada pekan sebelumnya.
Para investor kini menantikan data ekonomi utama, termasuk laporan ketenagakerjaan, serta PMI manufaktur dan jasa dari ISM, untuk memperkirakan langkah The Fed selanjutnya.
Dolar AS menguat, dengan indeks dolar ICE terakhir naik 0,51 poin menjadi 101,29.
Hasil obligasi Treasury AS menurun, dengan surat utang dua tahun tercatat pada 3,617 persen, turun 3,0 basis poin, sementara yield obligasi 10 tahun terkoreksi 5,5 basis poin menjadi 3,732 persen. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()