
IDXChannel – Saham emiten tambang tembaga dan nikel kembali naik hingga penutupan sesi I, Kamis (3/10/2024), di tengah harga komoditas logam dasar yang menguat belakangan ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) meningkat 4,13 persen, saham PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) mendaki 3,91 persen, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) terapresiasi 3,31 persen.

Kemudian, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menghijau 2,61 persen, PT Harum Energy Tbk (HRUM) tumbuh 2,11 persen, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) terangkat 1,86 persen.
Nama lainnya, saham TINS naik 1,69 persen, NICE 1,44 persen, dan MBMA 0,87 persen. Sementara, saham MDKA stagnan usai menguat 1,49 persen pada Rabu.

Menurut data pasar, kontrak berjangka (futures) tembaga stabil pada perdagangan awal Asia, tetap di atas level penting secara psikologis sebesar USD10.000 per ton, didorong oleh sentimen positif terhadap permintaan dari China.
Dalam sebulan terakhir, tembaga sudah melesat 9 persen.

Berdasarkan analisis dari ANZ Research, dikutip Dow Jones Newswires, Kamis (3/10), indeks saham properti China yang melonjak hingga 16 persen pada Rabu, menandakan optimisme bahwa sektor ini dapat mengurangi penurunan yang dialami.
Analis menjelaskan, keyakinan bahwa prospek ekonomi China semakin membaik didukung oleh data yang menunjukkan 2,14 juta perjalanan kereta api pada hari pertama libur nasional, meningkat 6,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang menunjukkan bahwa konsumen semakin siap untuk berbelanja.
Analis ANZ mengatakan, prospek pemangkasan suku bunga lebih lanjut juga mendukung sentimen pasar komoditas.
Di Amerika Serikat (AS), Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan, bank sentral akan terus melonggarkan kebijakan moneter jika ekonomi berkembang sesuai harapan.
Sementara, kontrak berjangka nikel naik 2,98 persen secara harian ke USD18.089 per ton pada Rabu, mencetak level tertinggi dalam lebih dari tiga bulan, yang juga seiring dengan penguatan logam dasar yang didorong oleh stimulus paling agresif China.
Bank sentral China (PBOC) mengumumkan rencana untuk menurunkan biaya pinjaman, menyuntikkan lebih banyak dana ke dalam ekonomi, serta meringankan beban pembayaran hipotek (KPR), termasuk mengurangi biaya pinjaman jangka menengah bagi bank.
Stimulus agresif dari China, sebagai salah satu konsumen utama logam dunia, berpotensi memberikan dorongan signifikan terhadap permintaan nikel.
Dengan menurunkan biaya pinjaman dan menyuntikkan likuiditas ke dalam perekonomian, China berharap meningkatkan aktivitas ekonomi, termasuk sektor industri yang padat penggunaan logam seperti nikel.
Ini dapat mendorong peningkatan produksi barang-barang berbasis nikel, seperti baja tahan karat dan baterai untuk kendaraan listrik, sehingga permintaan nikel akan terus naik. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()