
IDXChannel - PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) tengah menjajaki kerja sama dengan salah satu calon pelanggan (buyer) besar untuk membeli CPO dan produk turunan dari grup perseroan. Apalagi, SSMS kini mempunyai sertifikat Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) yang dibutuhkan bagi buyer-buyer besar.
Head of Sustainibility SSMS, Henky Satrio Wibowo mengatakan, perseroan mendekati salah satu calon buyer besar untuk menjadi pelanggan perseroan. Namun, dia tak menyebut buyer yang dimaksud.

"Saat ini sedang engagement (pendekatan), harapan kita bisa deal (sepakat), tapi belum ada deal," katanya di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, dikutip Kamis (3/10/2024).
Henky memastikan SSMS kini menjalankan bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan dengan adanya sertifikat RSPO. Bahkan, saat ini sejumlah perusahaan besar seperti Wilmar juga menjadi buyer bagi anak usaha SSMS, PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT).

"Pada 2020 dan 2021, kita membenahi semua dan sekarang kita semua comply (patuh) RSPO. Saya sendiri adalah anggota compliance panel RSPO, jadi secara individu saya bisa memberikan personal guarantee (jaminan pribadi) bahwa kami comply RSPO," tuturnya.
Dia memastikan lahan dan pabrik sawit milik Citra Borneo Indah Group telah 100 persen RSPO. Tak hanya itu, emiten milik taipan Haji Abdul Rasyid itu juga sudah memiliki sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).
"Di RSPO member sendiri itu sebenarnya juga lagi galau dengan adanya EUDR (EU Deforestation Regulation) di akhir tahun ini, jadi mereka sedang memikirkan bagaimana RSPO tetap menjadi salah satu sertifikasi yang penting, menjadi prasyarat dan EUDR tidak mensyaratkan RSPO selama dia tidak melanggar HAM, deforestasi, dan responsible (bertanggung jawab) pada bisnisnya. Kita sendiri siap dengan EUDR," kata Henky.
Henky menambahkan tak bisa menentukan kapan kesepakatan dengan calon buyer besar tersebut dilakukan. Yang jelas, saat ini sudah ada komunikasi antara SSMS dan calon buyer tersebut untuk berbagi informasi soal tata kelola perseroan.
"Diskusi pertama sudah dilakukan, crosscheck data dan pengiriman, ada NDA (Non-Disclosure Agreement) tinggal follow up saja ke depan, supaya kita bisa comply. Kalau dari kami posisi menunggu," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama CBUT, Ronny Hertyanto Raharjo menambahkan, perseroan sudah memiliki sertifikat 100 persen RSPO pada Mei 2024. Sertifikasi itu berlaku untuk produk-produk turunan, baik dari CPO maupun CPKO.
Dengan adanya RSPO tersebut, Ronny optimistis CBUT bisa mengembangkan pasar ke negara-negara yang mensyaratkan RSPO sekaligus meningkatkan standar kualitas produk perseroan. Saat ini, CBUT juga aktif membuka pasar-pasar yang potensial. Saat ini, porsi ekspor dan lokal CBUT berada di level 55:45.
"Strategi CBUT untuk meningkatkan pasar yang pasti kita tidak bermain di situ-situ saja. Kita kembangkan destinasi selain pasar China, India, Pakistan, kita juga banyak di Saudi Arabia, kita tingkatkan kerja sama dengan negara-negara yang memiliki syarat RSPO," katanya.
(Rahmat Fiansyah)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()