
IDXChannel - Saham emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) terkoreksi dalam lanjutan sesi I, Selasa (8/10/2024), usai melesat pada Senin (7/10) di tengah sejumlah rumor yang beredar di kalangan investor.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.31 WIB, saham BUKA melemah 2,08 persen ke level Rp141 per saham. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp110,33 miliar dan volume perdagangan 756,17 juta saham.

Pada Senin, saham BUKA ditutup naik tajam 25,22 persen.
Volume perdagangan BUKA ramai sejak Senin, ketika menyentuh angka 4,05 miliar saham dengan nilai transaksi Rp577 miliar, mengindikasikan tekanan beli yang tinggi.

Sebagai perbandingan, rata-rata volume 20-hari hanya 350-an juta saham.
Sejumlah pelaku pasar mengaitkan kenaikan harga saham Bukalapak ini dengan beberapa rumor, termasuk akuisisi oleh e-commerce asal China Temu.

Seperti misalnya, ditulis Algo Research dan Henan Putihrai Asset Management(HPAM) pada Senin (7/10), Temu, perusahaan e-commerce asal China yang dimiliki oleh PDD Holdings, dikabarkan tertarik masuk ke pasar Indonesia.
Namun, pemerintah Indonesia khawatir Temu dapat mengganggu industri UMKM lokal dengan menjual produk impor dari China.
Hal ini memicu spekulasi bahwa BUKA mungkin menjadi target akuisisi, seperti TikTok dan Tokopedia, mengingat izin operasional Temu mungkin tidak diberikan.
Di samping soal akusisi oleh Temu, rumor lainnya berkaitan dengan divestasi di BBHI.
Menurut catatan Algo Research, BUKA mengalami kerugian tahun ini, sebagian besar karena investasi di Bank Allo (BBHI), di mana BUKA memiliki 11,5 persen kepemilikan.
Saham BBHI saat ini diperdagangkan di IDR 925 persen saham, lebih rendah dari harga penutupan di akhir 2023. Spekulasi menyebutkan BUKA mungkin menjual BBHI dan fokus memperkuat ekosistem dengan Superbank.
Kemudian, ada juga kabar pasar soal dividen atau buyback.
Masih mengikuti penjelasan Algo Research, ada spekulasi bahwa BUKA dapat membagikan dividen atau melakukan buyback saham menggunakan kas IPO yang cukup besar. Per Juni 2024, BUKA memiliki kas sebesar Rp9,45 triliun.
Pihak Bukalapak memilih untuk tidak memberikan komentar terkait rumor yang beredar.
Direktur Mundur
Sebelumnya, dalam keterbukaan informasi pada 4 Oktober 2024, Bukalapak mengumumkan bahwa Teddy Nuryanto Oetomo telah mengundurkan diri dari posisinya sebagai direktur perseroan.
Pengunduran diri ini merupakan keputusan pribadi Teddy setelah hampir enam tahun mendedikasikan dirinya kepada perusahaan.
Dalam pernyataannya, Bukalapak menyampaikan bahwa saat ini belum ada rencana untuk mencari pengganti Teddy. Namun, jika terjadi perubahan, perusahaan akan mengumumkannya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan datang, di mana pengunduran diri Teddy akan resmi diterima.
Bukalapak menegaskan bahwa pengunduran diri ini tidak berdampak pada operasional perusahaan. Dalam Surat No. 757/BL/CORSEC/SURAT/X/2024 yang dirilis pada 2 Oktober 2024, perusahaan menegaskan bahwa seluruh kegiatan operasional tetap berjalan normal.
Terkait dengan strategi perusahaan ke depan, Bukalapak menyatakan bahwa perubahan susunan Direksi tidak akan mempengaruhi fokus perusahaan. Bukalapak akan terus berupaya mencapai keuntungan dan pertumbuhan berkelanjutan melalui empat segmen bisnis utamanya.
Bukalapak juga menegaskan bahwa tidak ada informasi atau kejadian penting lain yang bersifat material dan berpotensi mempengaruhi harga saham yang belum diungkapkan kepada publik.
Teddy sendiri memiliki latar belakang yang kuat di industri keuangan dengan berbagai pengalaman penting di sejumlah perusahaan ternama.
Teddy diangkat sebagai Direktur Bukalapak berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) pada 30 April 2021, dan pengangkatannya efektif pada penutupan RUPSLB tersebut.
Sebelum bergabung dengan Bukalapak, Teddy memegang berbagai posisi strategis di sektor keuangan.
Dari 2015 hingga 2018, ia menjabat sebagai Head of Intermediary Business di PT Schroders Investment Indonesia.
Sebelumnya, Teddy menjabat sebagai Head of Indonesia Equity Research di Credit Suisse dari 2011 hingga 2014, setelah sebelumnya bekerja sebagai Equity Research Analyst di perusahaan yang sama sejak 2006 hingga 2011.
Pengalamannya di bidang riset pasar modal dimulai saat ia menjadi Research Analyst di Capital Market CRC Ltd. pada periode 2002 hingga 2005.
Teddy Nuryanto Oetomo memiliki latar belakang akademis yang solid, dengan gelar Ph.D di bidang Ekonomi dari University of Sydney yang diperolehnya pada 2006. Ia juga meraih Bachelor of Economics dari universitas yang sama pada 2001. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()