Bursa Asia Serentak Menguat, Tersengat Wall Street

IDXChannel - Bursa saham Asia naik di awal perdagangan Kamis (10/10/2024), mengikuti reli di Wall Street semalam saat pasar bersiap menghadapi laporan terbaru inflasi konsumen Amerika Serikat (AS).

Menurut data pasar, pukul 08.50 WIB Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,23 persen, sementara Indeks Topix yang lebih luas bertambah 0,34 persen pada Kamis, memperpanjang kenaikan dari sesi sebelumnya.

Baca Juga:

Harga Minyak Turun 2 Hari, Lemahnya Fundamental Kalahkan Sentimen Perang Timur Tengah

Saham Jepang juga terus mendapat keuntungan dari pelemahan yen yang mendekati level terendahnya sejak awal Agustus.

Sementara itu, data menunjukkan harga produsen di Jepang naik lebih dari yang diperkirakan pada September, menandai bulan ke-43 berturut-turut inflasi produsen.

Baca Juga:

Harga Emas Melemah 6 Hari Beruntun, Tertekan Dolar AS

Selain Nikkei, Hang Seng Index Hong Kong terapresiasi 2,51 persen,  Shanghai Composite meningkat 0,84 persen, dan CSI 300 mendaki 0,92 persen

Kemudian, Straits Times Index Singapura tumbuh 0,39 persen, KOSPI Korea Selatan 0,56 persen, ASX 200 Australia 0,60 persen.

Baca Juga:

Cek Deretan Rekomendasi Saham dari Lima Sekuritas Hari Ini Kamis 10 Oktober 2024

Wall Street Rekor

Semalam, indeks saham Wall Street kompak menguat, dengan S&P 500 dan Dow mencatatkan penutupan tertinggi sepanjang masa setelah rilis risalah rapat Federal Reserve (The Fed) dan menjelang data inflasi September serta musim laporan laba.

Risalah rapat Fed pada September menunjukkan mayoritas pejabat mendukung pemotongan suku bunga sebesar setengah poin. Namun, terdapat kesepakatan lebih luas bahwa langkah tersebut tidak akan mengikat Fed pada laju pemotongan tertentu di masa depan.

Menurut CME’s FedWatch, para trader terakhir memperkirakan kemungkinan sekitar 79 persen untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin dan 21 persen kemungkinan The Fed mempertahankan suku bunga.

“Risalah tersebut mengonfirmasi apa yang sudah kami duga sejak awal dan melegakan para investor. Ada perdebatan tentang pemotongan suku bunga 50 basis poin, yang berarti tidak ada konsensus bulat bahwa kami perlu melakukan pemotongan drastis sebesar 50 basis poin,” kata Lindsey Bell, kepala strategi di 248 Ventures di Charlotte, North Carolina.

Pasar kini menantikan laporan Indeks Harga Konsumen (IHK/CPI) yang akan dirilis Kamis pagi waktu setempat serta musim laporan laba kuartal III-2024, yang akan dimulai dengan laporan dari beberapa bank terbesar di AS pada Jumat.

“Risalah juga merupakan konfirmasi lebih lanjut bahwa Fed percaya mereka telah memenangkan pertarungan melawan inflasi. Jadi angka CPI besok seharusnya tidak terlalu mengejutkan,” kata Bell.

Perdagangan pekan ini bergejolak, seiring investor menyesuaikan ekspektasi pemotongan suku bunga setelah laporan pekerjaan September yang secara mengejutkan kuat mengisyaratkan ekonomi AS dalam kondisi yang lebih baik dari yang ditakutkan investor.

“Ada aura optimisme di pasar sejak laporan pekerjaan Jumat. Investor tetap optimis pada skenario pendaratan lunak (soft landing) atau tanpa pendaratan,” katanya, merujuk pada kemungkinan bahwa ekonomi bahkan dapat menghindari resesi ringan.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 431,63 poin, atau 1,03 persen, menjadi 42.512,00. S&P 500 menguat 40,91 poin, atau 0,71 persen, menjadi 5.792,04 dan Nasdaq Composite terapresiasi 108,70 poin, atau 0,60 persen, menjadi 18.291,62.

S&P mencatatkan penutupan tertinggi sepanjang masa untuk pertama kalinya di Oktober, tetapi sudah ke-44 kalinya di tahun 2024. Terakhir kali Dow mencatatkan penutupan tertinggi adalah pada 4 Oktober. (Aldo Fernando)