
IDXChannel - Emiten pengelola gerai ritel Alfamidi, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) mencatatkan kinerja positif dengan mengantongi laba bersih sebesar Rp324,70 miliar pada Semester I-2024.
Capaian itu naik 25,24 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp259,25 miliar.
Sementara, Same Store Sales Growth (SSSG) untuk Alfamidi adalah 9,4 persen year on year untuk semester pertama tahun 2024, melebihi panduan manajemen yang telah direvisi sebesar 8 persen.
Adapun data awal untuk bulan Agustus dan September menunjukkan SSSG yang kuat di kuartal III sebesar 11,07 persen dan 10,11 persen, yang merupakan SSSG tertinggi dalam 11 tahun terakhir.
Tren ini telah berlangsung berturut-turut sejak Mei, didorong oleh Alfamidi di luar Pulau Jawa. Sedangkan untuk Lawson, penurunan SSSG melambat atau turun 24,8 persen di kuartal-II 2024.
Dalam hal dinamika biaya, kontributor biaya terbesar MIDI yaitu biaya gaji dan sewa yang masing-masing naik 12,6 persen dan 5,2 persen, yang mencerminkan penambahan 97 gerai. Pada kuartal III-2024, MIDI membuka 54 gerai baru, sehingga totalnya menjadi 129 gerai secara year to date 9ytd)
“Dalam jangka panjang, kami berharap margin laba kotor akan membaik seiring dengan meningkatnya produktivitas toko, didorong oleh kategori makanan segar dan non-makanan yang memiliki margin yang lebih tinggi,” kata analis Mirae Asset Sekuritas, Abyan H Yuntoharjo dalam risetnya, dikutip Senin (14/10/2024).
Abyan melanjutkan, pipeline ekspansi MIDI menargetkan toko-toko dengan periode pengembalian modal 3,5 tahun, yang dinilai dapat menekan margin selama ekspansi perseroan. Namun, seiring dengan ditutupnya toko-toko yang tidak produktif, margin akan kembali normal.
“Selain itu, biaya operasional diharapkan dapat dikendalikan seiring dengan ekspansi MIDI di luar Jabodetabek, yang diuntungkan oleh biaya sewa dan gaji yang lebih rendah,” ujar Abyan.
Ia mengantisipasi adanya kemungkinan pertumbuhan upah minimum akan lebih terkendali di tahun-tahun mendatang, seiring dengan stabilnya inflasi. Meskipun daya beli konsumen masih lemah karena suku bunga yang tinggi dan dampak Covid-19 yang masih ada, tren deflasi baru-baru ini dapat meningkatkan konsumsi, dengan potensi bagi konsumen untuk kembali ke pola belanja normal.
“Kami merekomendasikan MIDI karena sifatnya yang defensif dan margin yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan induknya, sebagian besar karena bauran produknya,” imbuh Abyan.
Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan MIDI dengan target harga awal Rp540, berdasarkan 26,3x PE 2025F. Target harga MIDI berada dalam asumsi dasar untuk mempertahankan SSSG yang lebih tinggi sepanjang 2025, dan meningkatkan profitabilitas dari penutupan gerai Lawson yang tidak produktif (format standalone dan toko dalam toko).
“Kami juga percaya bahwa biaya yang lebih rendah dari ekspansi ke luar Jawa akan menguntungkan, karena pertumbuhan upah minimum dan biaya sewa akan lebih rendah dibandingkan Jakarta dan Jawa,” tutur Abyan.
Dengan mempertahankan lintasan pertumbuhan penambahan minimum 150 gerai per tahun akan meningkatkan pertumbuhan pendapatan setiap tahunnya. Abyan mengatakan, bahwa dengan ekspansi ke luar Jawa saat ini akan memengaruhi pangsa pasar GT/MT secara keseluruhan.
Adapun risiko yang perlu diperhatikan yakni lemahnya daya beli masyarakat, biaya sewa/gaji yang lebih tinggi, serta SSSG yang lebih rendah dari yang diharapkan dan tekanan ekonomi makro.
(DESI ANGRIANI)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()