Harga Minyak Anjlok 4 Persen Tertekan Data Ekonomi China hingga Kabar OPEC

avatar
· 阅读量 31
Harga Minyak Anjlok 4 Persen Tertekan Data Ekonomi China hingga Kabar OPEC
Harga Minyak Anjlok 4 Persen Tertekan Data Ekonomi China hingga Kabar OPEC. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Harga minyak mentah dunia turun tajam pada Senin (14/10/2024) setelah OPEC kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global untuk 2024 dan 2025.

Di sisi lain, impor minyak China turun untuk bulan kelima berturut-turut.

Baca Juga:
Harga Minyak Anjlok 4 Persen Tertekan Data Ekonomi China hingga Kabar OPEC PGN (PGAS) Buka Peluang Kemitraan untuk Akselerasi Bauran Energi Bersih

Menurut data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent jatuh 4,57 persen menjadi USD75,19 per barel, sedangkan minyak jenis WTI merosot 4,89 persen ke level USD71,81 per barel pada Senin.

Rencana stimulus China gagal membangkitkan kepercayaan investor, sementara pasar tetap waspada terhadap kemungkinan serangan Israel terhadap infrastruktur minyak Iran.

Baca Juga:
Harga Minyak Anjlok 4 Persen Tertekan Data Ekonomi China hingga Kabar OPEC IHSG Bakal Uji Level 7.680, Buy Saham BBNI hingga AMMN

Brent anjlok 5 persen, dalam perdagangan setelah jam reguler, menyusul laporan media yang menyebutkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberi tahu Amerika Serikat (AS) bahwa Israel bersedia menyerang target militer Iran, tetapi bukan fasilitas nuklir atau minyak.

Pada Senin, OPEC memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global untuk 2024 dan juga menurunkan proyeksi untuk tahun berikutnya, menandai revisi penurunan ketiga berturut-turut dari kelompok produsen tersebut.

Baca Juga:
Harga Minyak Anjlok 4 Persen Tertekan Data Ekonomi China hingga Kabar OPEC Dividen ASGR-PLIN Masuk Cum Date Hari Ini, SKLT-ZADI Gelar RUPS

China, sebagai importir minyak mentah terbesar dunia, menjadi faktor utama dalam penurunan proyeksi 2024, dengan OPEC memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan negara itu menjadi 580.000 barel per hari (bpd) dari 650.000 bpd.

Impor minyak mentah China untuk sembilan bulan pertama tahun ini turun hampir 3 persen dibandingkan tahun lalu, menjadi 10,99 juta bpd, menurut data.

Penurunan permintaan minyak dari China disebabkan oleh meningkatnya adopsi kendaraan listrik (EV), serta pertumbuhan ekonomi yang melambat pasca pandemi COVID-19, menjadi beban bagi konsumsi dan harga minyak global.

Tekanan deflasi di China juga memburuk pada September, menurut data resmi yang dirilis pada Sabtu. Sebuah konferensi pers pada hari yang sama membuat investor bertanya-tanya mengenai besaran stimulus yang akan diluncurkan untuk memulihkan perekonomian terbesar kedua di dunia itu.

“Ketiadaan waktu yang jelas dan tidak adanya langkah-langkah untuk mengatasi masalah struktural, seperti konsumsi yang lemah dan ketergantungan pada investasi infrastruktur, hanya menambah ketidakpastian di antara para pelaku pasar,” kata Mukesh Sahdev, kepala pasar komoditas minyak global di Rystad Energy.

Berita negatif dari China lebih mendominasi kekhawatiran pasar terkait kemungkinan dampak serangan balasan Israel terhadap serangan rudal Iran pada 1 Oktober yang bisa mengganggu produksi minyak.

AS mengatakan pada Minggu, mereka akan mengirim pasukan ke Israel bersama dengan sistem anti-rudal canggih, dalam upaya untuk memperkuat pertahanan udara negara tersebut.

Skenario Bull Citi

Sementara, Citi Research pada Senin meningkatkan skenario bullish untuk harga minyak pada kuartal ini dan kuartal berikutnya, dengan alasan potensi lebih besar bagi pasar untuk khawatir atau menghadapi gangguan pasokan selama bulan-bulan ini akibat konflik yang semakin memanas di Timur Tengah.

Bank tersebut meningkatkan proyeksi bullish untuk kuartal IV-2024 dan kuartal I-2025 menjadi USD120 per barel (bbl) dari USD 80 per bbl.

“Namun, kami mempertahankan perkiraan dasar kami pada USD74 per bbl untuk Brent di kuartal IV-2024 dan USD65 per bbl di kuartal I-2025, mengingat fundamental pasar minyak yang lemah," tambah Citi.

Citi juga mengatakan tetap mempertahankan skenario bearish mereka, yang mencakup peningkatan produksi oleh OPEC+ mulai Desember, dan pengurangan risiko pasokan minyak, dengan probabilitas indikatif sebesar 20 persen untuk kuartal IV-2024 di USD 60 per bbl dan kuartal I-2025 di USD 55 per bbl.

Setelah meninjau peristiwa risiko geopolitik besar sejak 1950-an, bank tersebut menyimpulkan bahwa peristiwa bersejarah yang berpotensi atau benar-benar mempengaruhi pasokan minyak biasanya tidak bertahan lebih dari beberapa kuartal. (Aldo Fernando)

风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。

FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.asia

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest