
IDXChannel – Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) menguat pada Selasa (22/10/2024), melanjutkan kenaikan pada Senin (21/10), di tengah melemahnya ringgit dan penguatan kontrak berjangka (futures) kedelai di pasar Dalian.
Data pasar menunjukkan, hingga pukul 14.38 WIB, futures CPO di Bursa Malaysia Derivatives terapresiasi 1,79 persen ke level MYR4.377 per ton. Kemarin, minyak sawit ditutup naik 1,03 persen.

Trader minyak sawit, David Ng, mencatat, produksi CPO telah memasuki periode hasil yang secara musiman lebih rendah, yang biasanya berdampak pada penurunan produksi.
"Ini diperkirakan akan mengurangi tingkat stok nasional, yang pada gilirannya akan mendukung harga CPO. Kami melihat support di MYR4.200 dan resistance di MYR4.380," katanya kepada Bernama, Senin (21/10).

Sementara itu, spekulasi mengenai penurunan produksi dalam beberapa pekan mendatang semakin menguat setelah data dari Southern Peninsular Palm Oil Millers menunjukkan produksi selama 1-20 Oktober turun 6,3 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Dari sisi ekspor, pengamat kargo mencatat, pengiriman produk minyak sawit Malaysia meningkat antara 8,7 persen hingga 9,5 persen dalam 20 hari pertama Oktober.

Sentimen bullish juga didorong oleh keputusan Uni Eropa pekan lalu untuk menunda penerapan undang-undang (UU) deforestasi selama satu tahun, memperpanjang batas waktu hingga Desember 2025.
Namun, kenaikan lebih lanjut dibatasi oleh penurunan harga minyak mentah, yang dipicu oleh permintaan yang lesu di China dan upaya baru Amerika Serikat (AS) untuk mendorong gencatan senjata di Timur Tengah.

Di sisi lain, pengenalan bea ekspor progresif di Malaysia mulai 1 November mungkin akan membebani sentimen, meskipun hal ini dapat meningkatkan daya saing industri pengolahan sawit hilir.
Menurut perusahaan inspeksi independen, AmSpec Agri Malaysia, ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-20 Oktober naik 9,5 persen menjadi 976.822 ton dari 892.017 ton yang dikirim pada periode 1-20 September.
Proyeksi Pekan Ini
Futures CPO diperkirakan akan diperdagangkan dengan bias positif pekan ini di tengah pertumbuhan produksi yang lebih rendah dan laju ekspor yang lebih kuat.
Trader minyak sawit David Ng mengatakan laju produksi melambat dan produksi yang lebih lemah kemungkinan akan menyebabkan level stok yang lebih rendah secara keseluruhan di negara ini.
Sedangkan, permintaan ekspor tetap kuat dengan pembelian musiman dari India menjelang festival Diwali.
"Kami memperkirakan harga akan berada dalam kisaran MYR4.200 hingga MYR4.400 per ton pekan depan," ujarnya kepada Bernama.
Sementara itu, analis senior Fastmarkets Palm Oil Analytics, Sathia Varqa, mengatakan koreksi harga kemungkinan akan terjadi pekan ini setelah harga sawit tampak naik terlalu tinggi dan terlalu cepat.
"Fokusnya akan pada ekspor Malaysia 1-20 Oktober dan 1-25 Oktober yang diperkirakan akan melambat dari kenaikan 1-15 Oktober menyusul kenaikan harga produk tunai dan sawit yang terus dinilai terlalu tinggi dibandingkan minyak kedelai selama lebih dari sebulan.
"Fokus lainnya akan pada data produksi Malaysia 1-20 Oktober dari Asosiasi Minyak Sawit Malaysia," ujarnya. (Aldo Fernando)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()