Pernah Jadi Produsen Aluminium Terbesar di ASEAN, Alumindo (ALMI) Kini Berhenti Beroperasi

avatar
· Views 75
Pernah Jadi Produsen Aluminium Terbesar di ASEAN, Alumindo (ALMI) Kini Berhenti Beroperasi
PT Alumindo Metal Light Industry Tbk (ALMI) menghentikan kegiatan operasional perusahaan. (Foto: Dok. Alumindo)

IDXChannel - PT Alumindo Metal Light Industry Tbk (ALMI) menghentikan kegiatan operasional perusahaan. Pasalnya, produsen aluminium lembaran itu terus merugi sejak tiga tahun terakhir.

Pada 2022, Alumindo mencatat rugi bersih Rp49 miliar kemudian membengkak di 2023 menjadi Rp165 miliar. Pada tahun ini, ALMI mencetak rugi Rp76 miliar dalam sembilan bulan pertama, sehingga membuat saldo laba defisit USD139 juta atau Rp2 triliun.

Baca Juga:
Pernah Jadi Produsen Aluminium Terbesar di ASEAN, Alumindo (ALMI) Kini Berhenti Beroperasi Alumindo (ALMI) Stop Produksi Imbas Penjualan Anjlok

Direktur & Corporate Secretary Alumindo, Wibowo Suryadinata mengatakan, saat IPO pada tahun 1997, ALMI merupakan produsen aluminum lembaran (rolling) terbesar di Asia Tenggara. Namun, sejak tahun 2018, penjualan ALMI terus merosot.

"Hingga akhirnya manajemen memutuskan untuk menghentikan kegiatan operasi untuk jangka waktu yang belum ditentukan," ujarnya lewat keterbukaan informasi, Selasa (29/10/2024).

Wibowo mengatakan, kinerja Alumindo terdampak kebijakan pemerintah AS yang menaikkan bea masuk impor rolling pada 2018. Sejak saat itu, penjualan terus menurun dari yang biasanya menjual 10 ribu ton per bulan menjadi kurang dari 2 ribu ton per bulan.

Alumindo, kata dia, sebenarnya telah berupaya mencari pasar baru sekaligus mencari mitra atau investor untuk memulihkan penjualan sebagai dampak dari anjloknya penjualan ke AS yang merupakan pasar utama. Namun, upaya tersebut tak membuahkan hasil.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan ALMI pada 2017-2018 masih mencapai Rp3,5-Rp4,5 triliun, kemudian anjlok 50 persen pada 2019 menjadi Rp2,2 triliun. 

Pada 2020, pendapatan Alumindo di bawah Rp1 triliun, lalu naik menjadi Rp1,4 triliun pada 2021 dan Rp1,2 triliun pada 2022. Pada 2023, kinerja Alumindo kembali merosot dengan pendapatan Rp876 miliar dan pada sembilan bulan pertama tahun 2024 tinggal Rp277 miliar saja.

Hingga 30 September 2024, Alumindo mencatatkan pendapatan terbesar dari Indonesia atau 76 persen dari total pendapatan, diikuti Eropa 13 persen dan Asia 9 persen. Sementara pendapatan dari AS yang pernah menjadi pasar utama Alumindo tinggal 3,5 persen saja.

(Rahmat Fiansyah)

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest